Tradisi dan Keunikan Budaya di Pasaman, Sumatera Barat: Ronggeng yang Penuh Pesona

Pasaman Surga Tersembunyi bagi Pecinta Budaya
Sumber :
  • prodeteksi.com

Budaya, VIVA Banyuwangi –Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat, dikenal sebagai wilayah yang kaya akan budaya dan tradisi unik. Salah satu daya tarik utamanya adalah kesenian Ronggeng Pasaman, sebuah perpaduan budaya lokal Minangkabau dan pengaruh luar, terutama Jawa. Tradisi ini tidak hanya menjadi hiburan masyarakat tetapi juga memiliki nilai sejarah dan budaya yang mendalam.

Sejarah Ronggeng Pasaman Perpaduan Budaya Jawa dan Minang

Ronggeng Pasaman diyakini berasal dari tradisi seni masyarakat Jawa yang bermigrasi ke Sumatera pada masa penjajahan. Mereka membawa seni ini sebagai hiburan di tengah kerja keras di perkebunan karet. Tradisi ini kemudian beradaptasi dengan budaya setempat, termasuk menggunakan bahasa pantun khas Minangkabau dan Mandailing dalam pertunjukannya. Adaptasi ini mencerminkan toleransi budaya masyarakat Pasaman.

Menurut catatan sejarah, ronggeng awalnya ditampilkan untuk menghibur raja dan keluarga kerajaan. Namun, di Pasaman, seni ini menjadi hiburan rakyat yang dimainkan dalam berbagai acara, mulai dari pesta pernikahan hingga syukuran hasil panen. "Ronggeng Pasaman adalah bukti nyata bagaimana budaya luar bisa menyatu tanpa menghilangkan kearifan lokal," jelas Firdaus Marbun, seorang peneliti budaya.

Keunikan Pertunjukan Ronggeng Pasaman

Penampilan ronggeng memiliki ciri khas tersendiri. Para penari pria, yang sering didandani seperti perempuan, mengenakan kostum khas seperti kebaya atau baju kurung lengkap dengan selendang. Hal ini dilakukan untuk menyesuaikan nilai-nilai Islam yang dianut mayoritas masyarakat setempat. Musik pengiringnya berupa irama tradisional yang dapat disesuaikan atas permintaan penonton.

Selain itu, para pemain ronggeng biasanya memiliki kemampuan khusus yang disebut "Pamaga Diri". Ilmu kebatinan ini dipercaya dapat melindungi pemain dari gangguan selama pertunjukan, termasuk serangan mistis seperti "panungkek lidah" yang dipercaya bisa membuat seseorang kehilangan suara.