Sinopsis Film Berebut Jenazah, Kompleksnya Pernikahan Beda Agama dan Budaya

Konflik Pernikahan beda agama dan budaya
Sumber :
  • https://www.youtube.com/watch?v=9S3MiHBU8OU

Film, VIVA BanyuwangiFilm Berebut Jenazah sempat menuai kritik Netizen dimana Judul Film yang dianggap terasa horror ini, berbanding terbalik dengan isi ceritanya. Film Berebut Jenazah ini ternyata bergenre drama keluarga. Namun, tidak ada salahnya kita menyimak film yang menawarkan warna baru dari tema ceritanya.

Film yang berdurasi cukup pendek ini sekitar 62 menit, diperankan dengan apik oleh Aktris Muda Zara Adhisty dan Junior Roberts.  Berlokasi di Jepang dan disutradarai oleh Danial Rifki dan merupakan produksi dari Klik Films.

Cerita diawali oleh Naomi yang diperankan oleh Zara Adisty, seorang idol Jepang yang baru saja meninggal dunia dikarenakan sakit kanker diusianya yang baru saja menginjak 19 tahun. Naomi sendiri merupakan gadis keturunan Jepang Indonesia karena ayahnya berasal dari Indonesia dan sang Ibu berasal dari Jepang.

Ayah dan Ibu Naomi menikah dengan latar perbedaan budaya dan agama, dimana Ayah Naomi beragama Islam, sementara Ibunya beragama Buddha. Kematian Naomi membawa permasalahan dimana Ayah Naomi ingin memakamkan Naomi dilakukan secara Islam karena itu agamanya dari lahir, sementara Ibunya menginginkan pemakaman dilakukan secara Buddha, karena mengatakan Naomi tidak pernah beragama Islam dan mengikuti agamanya. Konflik dimulai dari sana, dan alur cerita Film dibuat mundur.

Dalam Film ini, tampak diceritakan dengan cukup detail mengenai Perbedaan Budaya Jepang dan Indonesia terutama dalam hal beribadah. Jepang, yang bukan mayoritas Islam hanya memberikan izin untuk beribadah bagi pekerjanya yang beragama Islam sekitar 15 menit.

Bagi Ayah Naomi itu tidak cukup untuk beribadah sehingga membawa Ayah Naomi ingin pulang kembali ke Indonesia. Sementara itu, Naomi berkenalan dengan salah satu yang bekerja di studio saat Naomi melakukan pemotretan, Soujiro, Laki laki muslim yang juga keturunan Jepang, karena Ibunya berdarah Indonesia dan Ayahnya berdarah Jepang.

Dari Soujiro, Naomi banyak belajar tentang Islam. Soujiro justru menganggap Islam adalah agama yang mempermudah, sehingga jika hanya 15 menit, maka bisa disesuaikan saja waktunya, doanya bisa dipersingkat. Berbeda dengan pemikiran Ayah Naomi selama ini.