Peusijuk, Memanggil Berkah, Merawat Tradisi di Serambi Mekkah

Peusijuk: Memanggil Berkah, Merawat Tradisi di Serambi Mekkah
Sumber :
  • theasianparent

Budaya, VIVA BanyuwangiAceh, tanah yang dijuluki "Serambi Mekkah", kaya akan warisan budaya yang memukau.

Adalah peusijuk, sebuah upacara adat yang telah mengakar kuat dalam kehidupan masyarakatnya.

Upacara ini bukan sekadar ritual seremonial, melainkan sebuah manifestasi dari keyakinan, harapan, dan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Mari kita telusuri lebih dalam mengenai tradisi unik ini, menyelami maknanya, menyingkap sejarahnya, dan mengungkap kisah-kisah yang melingkupinya.

Apa Itu Peusijuk?

Peusijuk berasal dari kata "sijuk" yang berarti "dingin" atau "sejuk". Upacara ini bertujuan untuk "mendinginkan" atau menetralkan energi negatif, serta memohon keberkahan dan perlindungan dari Allah SWT.

Dalam praktiknya, peusijuk melibatkan pemberian tepung tawar yang terbuat dari beras pada orang, benda, atau tempat yang akan didoakan.

Sejarah dan Akar Tradisi

Meskipun telah berasimilasi dengan nilai-nilai Islam, beberapa ahli berpendapat bahwa peusijuk memiliki akar pra-Islam.

Dr. Kamaruzzaman, sejarawan Aceh, mengatakan, "Ada kemungkinan peusijuk merupakan warisan budaya Hindu yang telah ada sebelum Islam masuk ke Aceh."

Namun, seiring dengan masuknya Islam pada abad ke-7 Masehi, peusijuk mengalami transformasi dan diadaptasi dengan nilai-nilai keislaman.

Doa-doa dan mantra yang semula berbahasa Aceh Kuno digantikan dengan doa dalam bahasa Arab.

Ragam Peusijuk dan Maknanya

Peusijuk dilakukan dalam berbagai momen penting dalam kehidupan masyarakat Aceh. Beberapa di antaranya adalah:

- Peusijuk Perkawinan: Mendoakan pasangan yang baru menikah agar diberikan kebahagiaan, keturunan yang saleh, dan rumah tangga yang harmonis.

- Peusijuk Sunat Rasul: Mendoakan anak laki-laki yang baru disunat agar cepat pulih dan menjadi anak yang sholeh.

- Peusijuk Kendaraan: Mendoakan keselamatan bagi pemilik kendaraan baru agar terhindar dari kecelakaan.

- Peusijuk Rumah Baru: Mendoakan agar rumah baru menjadi tempat tinggal yang nyaman, aman, dan penuh berkah.

- Peusijuk Peulangga: Dilakukan untuk mendamaikan dua pihak yang berselisih agar tercipta kembali kerukunan dan persaudaraan.

Simbolisme dalam Peusijuk

Setiap elemen dalam upacara peusijuk memiliki makna simbolik tersendiri. Misalnya:

- Beras: Melambangkan rezeki yang berlimpah dan kehidupan yang sejahtera.

- Air: Melambangkan kesucian, penyucian diri, dan kejernihan hati.

-  Rumput Hijau (On Sinijuek): Melambangkan kedamaian, kesuburan, dan harapan.

Mitos dan Legenda

Sejumlah mitos dan legenda turut mewarnai tradisi peusijuk. Adalah kisah tentang asal mula peusijuk yang dikaitkan dengan seorang wali Allah yang memiliki kesaktian untuk menyembuhkan penyakit dan menolak bala dengan menggunakan tepung tawar.

Lokasi dan Ritual

Peusijuk dapat dilakukan di berbagai tempat, baik di rumah, meunasah, masjid, maupun di tempat terbuka.

Prosesi peusijuk biasanya dipimpin oleh seorang tokoh agama atau sesepuh adat yang dihormati.

"Bagi kami, peusijuk bukan sekadar tradisi, tetapi juga sebuah bentuk ikatan spiritual dengan leluhur dan Tuhan," ungkap Teungku Muhammad, seorang pemimpin agama di Aceh Besar.

Pelestarian Tradisi di Era Modern

Meskipun zaman terus berkembang, tradisi peusijuk masih tetap lestari di Aceh. Generasi muda juga turut aktif melestarikan tradisi ini.

Hal ini menunjukkan bahwa peusijuk bukan hanya sebuah ritual kuno, tetapi juga sebuah identitas budaya yang terus dijaga dan diwariskan.

- Berdasarkan data Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh, pada tahun 2023, tercatat lebih dari 1.000 acara peusijuk diselenggarakan di seluruh Aceh.

- Sebuah survei yang dilakukan oleh Universitas Syiah Kuala pada tahun 2022 menunjukkan bahwa 90% masyarakat Aceh masih mempercayai dan menjalankan tradisi peusijuk.

Peusijuk merupakan sebuah tradisi yang sarat makna dan simbolisme. Ia bukan hanya sebuah ritual seremonial, tetapi juga sebuah bentuk ekspresi keagamaan, sosial, dan budaya masyarakat Aceh.

Tradisi ini telah melekat erat dalam kehidupan masyarakat Aceh dan terus dilestarikan dari generasi ke generasi.

Dengan memahami dan menghargai tradisi peusijuk, kita dapat lebih mengapresiasi kekayaan budaya Indonesia dan menjaga warisan leluhur kita.