Ombak Syukur, Doa Nelayan: Mengungkap Mistis dan Keagungan Tradisi Khanduri Laot di Aceh

Mengungkap Mistis dan Keagungan Tradisi Khanduri Laot di Aceh
Sumber :
  • 1001 indonesia

Budaya, VIVA BanyuwangiAceh, tanah rencong yang kaya akan budaya dan tradisi, menyimpan sejuta pesona di balik keindahan alamnya.

Adalah tradisi Khanduri Laot, sebuah upacara adat yang sarat makna dan dibalut dengan nuansa mistis.

Lebih dari sekadar ritual, Khanduri Laot adalah cerminan kearifan lokal masyarakat Aceh dalam menjaga keseimbangan alam dan menghormati laut sebagai sumber kehidupan.

Menyelami Sejarah dan Makna Khanduri Laot

Khanduri Laot, yang secara harfiah berarti "kenduri laut", merupakan tradisi turun-temurun yang telah mengakar kuat dalam kehidupan masyarakat pesisir Aceh.

Tradisi ini diperkirakan telah ada sejak zaman kerajaan Lamuri dan terus dijaga kelestariannya hingga kini.

Pada dasarnya, Khanduri Laot adalah bentuk rasa syukur masyarakat nelayan kepada Tuhan atas limpahan rezeki dari laut.

Selain itu, upacara ini juga bertujuan untuk memohon keselamatan dan keberkahan dalam melaut, serta mempererat tali silaturahmi antar warga.

Mengungkap Mitos dan Legenda yang Menyelimuti

Seiring waktu, Khanduri Laot tak hanya menjadi ritual keagamaan, tetapi juga diwarnai dengan berbagai mitos dan legenda yang berkembang di masyarakat.

Adalah kepercayaan akan adanya makhluk gaib penunggu laut yang harus dihormati.

Konon, jika para nelayan tidak melaksanakan Khanduri Laot, mereka akan ditimpa musibah saat melaut.

Merangkai Tradisi dan Ritual yang Sakral

Pelaksanaan Khanduri Laot biasanya dilakukan setahun sekali, namun ada juga yang melaksanakannya tiga bulan sekali, tergantung kesepakatan masyarakat setempat.

Prosesi diawali dengan penyiapan berbagai sesajen, seperti nasi ketan, ayam panggang, buah-buahan, dan kue tradisional.

Sesajen ini kemudian dibawa ke tepi pantai atau ke tengah laut dengan menggunakan perahu.

Diiringi lantunan doa dan zikir, sesajen dilarung ke laut sebagai bentuk persembahan kepada Tuhan dan penghormatan kepada makhluk gaib penunggu laut.

Puncak acara ditandai dengan makan bersama seluruh masyarakat yang hadir, sebagai simbol kebersamaan dan rasa syukur.

Menelusuri Lokasi-Lokasi Khanduri Laot di Aceh

Tradisi Khanduri Laot dapat ditemukan di hampir seluruh wilayah pesisir Aceh.

Beberapa lokasi yang terkenal dengan pelaksanaan Khanduri Laot yang meriah antara lain:

- Lhokseumawe: Kota ini memiliki tradisi Khanduri Laot yang unik, di mana para nelayan akan berlayar bersama ke tengah laut untuk melarung sesajen.

- Aceh Besar: Di sini, Khanduri Laot sering dipadukan dengan upacara adat lainnya, seperti Peusijuek (tepung tawar) untuk kapal baru.

- Sabang: Khanduri Laot di Sabang menjadi daya tarik wisata tersendiri, karena diramaikan dengan berbagai pertunjukan seni dan budaya.

- Aceh Jaya: Khanduri Laot di Aceh Jaya biasanya dimeriahkan dengan lomba dayung perahu tradisional.

Menelisik Kearifan Lokal di Balik Khanduri Laot

Di balik kemeriahan dan nuansa mistisnya, Khanduri Laot mengandung nilai-nilai kearifan lokal yang luhur, seperti:

- Rasa syukur: Khanduri Laot mengajarkan manusia untuk selalu bersyukur atas nikmat yang telah diberikan Tuhan.

- Pelestarian alam: Tradisi ini secara tidak langsung mendorong masyarakat untuk menjaga kelestarian laut sebagai sumber kehidupan.

- Gotong royong: Persiapan dan pelaksanaan Khanduri Laot melibatkan seluruh warga, sehingga mempererat rasa kebersamaan dan gotong royong.

- Toleransi: Meskipun kental dengan nuansa Islam, Khanduri Laot juga menghormati kepercayaan dan tradisi masyarakat lokal yang sudah ada sebelumnya.

Khanduri Laot di Era Modern

Meskipun zaman terus berkembang, tradisi Khanduri Laot tetap lestari dan dijaga oleh masyarakat Aceh.

Bahkan, kini Khanduri Laot juga menjadi daya tarik wisata yang menarik minat wisatawan domestik maupun mancanegara.

Namun, di tengah arus modernisasi, terdapat tantangan dalam menjaga kelestarian tradisi ini.

Generasi muda perlu dilibatkan secara aktif agar Khanduri Laot tidak hanya menjadi ritual seremonial, tetapi juga dipahami makna dan nilai-nilai luhur di baliknya.