Bika Tutung: Kuliner Tradisional Tapanuli Tengah yang Menggugah Selera dan Tak Pernah Pudar

Bika Tutung: Si Kuning Keemasan yang Memikat Lidah
Sumber :
  • tvOne news

Kuliner, VIVA BanyuwangiBika tutung, salah satu kuliner tradisional yang berasal dari Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, telah lama menjadi favorit di kalangan masyarakat lokal. Dengan cita rasa yang khas, bika tutung berhasil menarik perhatian para penikmat kuliner dari berbagai daerah, bahkan hingga mancanegara. Sebagai sajian yang telah turun-temurun dinikmati, bika tutung menjadi simbol eksistensi kuliner daerah yang tetap terjaga meski zaman terus berubah.

Kenikmatan Bika Tutung yang Tak Pernah Pudar

Sejak pertama kali diperkenalkan, bika tutung dikenal dengan rasanya yang menggugah selera. Perpaduan tekstur lembut pada bagian dalam dan bagian luar yang renyah, ditambah dengan aroma khas yang menggoda, menjadikannya kuliner yang sangat disukai. Bika tutung bukan hanya sekadar makanan, tetapi sebuah warisan budaya yang mengandung cerita sejarah panjang bagi masyarakat Tapanuli Tengah. Seperti yang dikatakan oleh salah seorang warga lokal, "Bika tutung itu bukan hanya soal rasa, tapi juga tentang kenangan dan tradisi yang harus kita jaga."

Salah satu hal yang membuat bika tutung unik adalah penggunaan bahan-bahan tradisional yang berkualitas. Bahan utama dalam pembuatan bika tutung adalah tepung terigu, telur, santan kelapa, dan gula merah. Kombinasi bahan tersebut menghasilkan cita rasa manis dan gurih yang sangat khas, belum lagi penambahan rempah-rempah lokal yang memperkaya rasanya. Selain itu, cara penyajiannya yang dibakar di atas bara api menambah sensasi kenikmatan saat disantap.

Resep dan Bahan Bika Tutung yang Mudah Dibuat

Bika tutung memang menjadi kuliner yang cukup populer, namun bagi mereka yang ingin mencoba membuatnya sendiri, resep dan cara pembuatannya tidaklah terlalu sulit. Berikut ini adalah resep sederhana untuk membuat bika tutung yang lezat:

Bahan-bahan:

  • 500 gram tepung terigu
  • 6 butir telur ayam
  • 400 ml santan kelapa kental
  • 200 gram gula merah serut
  • 1 sendok teh ragi instan
  • 1 sendok makan air daun suji (untuk warna hijau)
  • ½ sendok teh garam
  • 1 sendok teh air jeruk nipis

Cara pembuatan:

  1. Membuat adonan: Campurkan tepung terigu, gula merah, dan garam dalam sebuah wadah besar. Tambahkan telur yang sudah dikocok lepas dan santan kelapa. Aduk rata hingga adonan halus.
  2. Proses fermentasi: Masukkan ragi instan ke dalam adonan, aduk hingga merata, dan biarkan selama kurang lebih 30 menit hingga adonan mengembang.
  3. Pewarnaan dan pemasakan: Bagi adonan menjadi dua bagian, satu bagian dibiarkan alami, sedangkan satu bagian diberi air daun suji untuk memberikan warna hijau alami.
  4. Pembakaran: Tuang adonan ke dalam cetakan dan panggang di atas bara api dengan menggunakan alat pembakar tradisional hingga matang dan bagian luar berwarna kecokelatan.

Setelah matang, bika tutung siap disajikan dengan tekstur yang kenyal dan rasa yang manis-gurih. Menikmati bika tutung hangat-hangat bersama keluarga atau teman-teman, memberikan kenikmatan tersendiri yang sulit untuk dilupakan.

Eksistensi Bika Tutung hingga Kini

Meski zaman sudah berkembang pesat, bika tutung tetap bertahan dan eksis hingga kini. Makanan ini menjadi salah satu kuliner yang diandalkan untuk meramaikan berbagai acara tradisional atau perayaan besar di Tapanuli Tengah. Masyarakat setempat tetap menjaga resep asli dan cara pembuatan bika tutung, meskipun ada beberapa variasi yang mulai muncul.

Bika tutung bahkan mulai dikenal di luar Tapanuli Tengah dan Sumatera Utara, dan saat ini dapat ditemukan di beberapa kota besar di Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa bika tutung memiliki daya tarik yang tak terbatas pada kalangan lokal saja, melainkan juga mampu menarik perhatian banyak orang di luar daerah. Selain itu, di era digital saat ini, keberadaan bika tutung semakin dikenal melalui media sosial yang mempermudah orang untuk mengenal kuliner tradisional ini.

Meningkatnya Popularitas Bika Tutung di Kalangan Generasi Muda

Saat ini, bika tutung tidak hanya dinikmati oleh generasi tua, tetapi juga mulai digemari oleh generasi muda. Banyak pelaku usaha kuliner yang mulai memodernisasi cara penyajiannya tanpa mengubah cita rasa asli. Misalnya, bika tutung kini bisa ditemukan dalam bentuk kemasan yang lebih praktis dan siap makan. Beberapa warung makan dan kafe mulai menawarkan bika tutung sebagai salah satu menu andalan mereka.

Selain itu, untuk memperkenalkan lebih luas tentang bika tutung, beberapa komunitas kuliner juga aktif menggelar festival kuliner di mana bika tutung menjadi salah satu menu yang banyak dicari. Fenomena ini membawa dampak positif terhadap pengembangan ekonomi lokal dan pelestarian kuliner tradisional.

Bika Tutung: Menghidupkan Kembali Warisan Budaya Kuliner

Bika tutung bukan hanya soal kenikmatan rasa, tetapi juga tentang pelestarian warisan budaya yang sangat berharga. Kuliner ini menjadi bukti bahwa makanan tradisional mampu bertahan dan berkembang, meskipun di tengah arus modernisasi. Dengan mengenal lebih dalam tentang bika tutung, kita tidak hanya menikmati cita rasanya, tetapi juga belajar untuk menghargai sejarah dan budaya yang telah diwariskan oleh leluhur kita.

"Melalui bika tutung, kami ingin mengajak masyarakat untuk kembali mengenal kuliner tradisional dan melestarikannya untuk generasi mendatang," ujar salah seorang pengusaha kuliner yang turut melestarikan bika tutung di Tapanuli Tengah.

Bika tutung adalah salah satu kuliner tradisional yang patut dilestarikan. Dengan bahan sederhana dan cara pembuatan yang masih mempertahankan tradisi, bika tutung tetap menjadi primadona di Tapanuli Tengah dan daerah sekitarnya. Kenikmatan rasa yang unik dan cara penyajiannya yang khas menjadikan bika tutung sebagai kuliner yang tak hanya menggugah selera, tetapi juga mengandung nilai budaya yang sangat penting.