Kapurut Sagu Mentawai, Cita Rasa Tradisional yang Tetap Hidup
- Istimewa
Kuliner, VIVA Banyuwangi –Kapurut sagu, makanan khas Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, adalah simbol budaya dan tradisi kuliner lokal yang memikat. Kuliner ini telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Siberut Selatan, baik sebagai makanan pokok maupun sajian dalam acara adat seperti pernikahan dan upacara keagamaan
Kenikmatan dan Filosofi Kapurut Sagu
Rasa gurih dari kapurut sagu hadir berkat kesederhanaan bahan-bahannya. Biasanya, kapurut sagu dinikmati polos atau dengan tambahan kelapa dan garam. “Kapurut ini sangat khas, terutama karena rasa dan aroma yang muncul dari proses pembakarannya,” ungkap salah seorang warga Mentawai. Makanan ini juga sering disandingkan dengan teh hangat, menghadirkan kombinasi rasa yang unik
Bahan dan Proses Pembuatan
Pembuatan kapurut sagu relatif sederhana namun memerlukan ketelatenan. Bahan utamanya adalah tepung sagu yang disaring menggunakan alat tradisional, gogotjai, untuk menghilangkan gumpalan. Tepung ini kemudian dicampur dengan kelapa dan garam sebelum dibungkus menggunakan daun sagu yang sudah dibersihkan
Setelah itu, bungkus kapurut dipanggang di atas bara api selama kurang lebih 30 menit. Proses ini menciptakan tekstur khas pada sagu yang matang. "Jika proses pembakaran terlalu lama, bungkus daun bisa hangus, jadi waktu memang menjadi kunci,” tambah seorang pengrajin lokal
Eksistensi Hingga Kini
Kapurut sagu masih menjadi primadona di Kepulauan Mentawai, baik bagi masyarakat lokal maupun wisatawan. Selain karena kelezatannya, kapurut menjadi simbol ketahanan pangan yang berakar dari kearifan lokal. Dalam upaya melestarikannya, banyak komunitas mulai mempromosikan kapurut sebagai bagian dari warisan budaya tak benda
Menghidupkan Budaya Lewat Kuliner
Bukan hanya makanan, kapurut sagu adalah representasi dari hubungan erat masyarakat Mentawai dengan alam. Proses pembuatannya yang ramah lingkungan dan berbasis bahan alami menunjukkan harmoni kehidupan mereka dengan hutan tropis yang menjadi sumber kehidupan utama.
Menurut para ahli budaya, mempopulerkan kapurut sagu di luar daerah adalah salah satu cara efektif untuk memperkenalkan budaya Mentawai kepada dunia. Ini juga membuka peluang ekonomi bagi perajin lokal.
Kapurut sagu adalah lebih dari sekadar kuliner; ini adalah cerita tentang warisan, identitas, dan cinta terhadap tanah kelahiran. Dengan cita rasanya yang sederhana namun kaya, kapurut sagu menjadi bukti bahwa tradisi dan modernitas dapat berjalan beriringan.