Teh Talua: Warisan Kuliner Tradisional Pasaman yang Tetap Eksis dan Menggoda Selera

Teh Talua: Emas Cair dari Ranah Minang
Sumber :
  • Istimewa

  1. Pisahkan kuning telur dari putihnya. Pastikan kuning telur bersih dari sisa putih telur untuk menghindari bau amis.
  2. Kocok kuning telur dan gula pasir menggunakan whisk atau garpu hingga berbusa dan mengembang.
  3. Seduh teh hitam dengan air panas, lalu aduk hingga merata.
  4. Tuangkan teh panas ke dalam campuran kuning telur sambil terus diaduk perlahan. Proses ini memastikan kuning telur tidak menggumpal.
  5. Jika suka, tambahkan perasan jeruk nipis untuk memberikan rasa segar.
  6. Sajikan dalam gelas dan nikmati selagi hangat.

Proses pembuatannya memang memerlukan sedikit teknik, terutama dalam mengocok telur hingga berbusa sempurna. Namun, hasilnya sepadan dengan kenikmatan yang Anda dapatkan.

Teh Talua sebagai Simbol Budaya

Teh talua bukan hanya soal rasa, tetapi juga tentang nilai budaya yang terkandung di dalamnya. Di Pasaman, minuman ini sering menjadi bagian dari perbincangan hangat di warung kopi. "Minum teh talua sambil ngobrol itu sudah jadi kebiasaan kami. Rasanya ada yang kurang kalau tidak ada," kata Erni, seorang warga Pasaman.

Minuman ini juga menjadi simbol keramahan masyarakat Minang. Dalam adat Minangkabau, tamu yang datang biasanya disambut dengan hidangan teh talua sebagai tanda penghormatan. Hal ini menunjukkan bagaimana minuman sederhana dapat memiliki makna mendalam dalam kehidupan sosial masyarakat.

Eksplorasi Rasa dan Inovasi Modern

Meski teh talua telah bertahan selama puluhan tahun, inovasi terus dilakukan untuk menjaga relevansinya di era modern. Beberapa kafe di kota besar kini menyajikan teh talua dengan tambahan seperti kayu manis, madu, atau jahe. Bahkan, ada versi teh talua dingin yang cocok untuk dinikmati di cuaca panas.