Kue Keranjang dalam Budaya Tionghoa: Simbol Persatuan dan Keberuntungan

Kue Keranjang: Simbol Keberuntungan dalam Perayaan Imlek
Sumber :
  • X: @gizitips

Kuliner, VIVA BanyuwangiKue keranjang, atau yang dikenal dengan nama Nian Gao, adalah salah satu hidangan ikonik yang selalu hadir dalam perayaan Tahun Baru Imlek. Kue ini terbuat dari beras ketan dan memiliki tekstur kenyal serta rasa manis yang khas. Meskipun dapat dinikmati sepanjang tahun, Nian Gao menjadi sangat populer saat Imlek karena makna mendalam yang terkandung di dalamnya.

Makna di Balik Nian Gao

Nama "Nian Gao" secara harfiah berarti "tahun yang lebih tinggi," di mana kata "nian" berarti lengket dan "gao" berarti kue. Kue ini dipercaya sebagai simbol keberuntungan dan seringkali dipersembahkan kepada Dewa Dapur. Filosofi di balik kue ini adalah untuk membuat "lengket mulut" sehingga tidak dapat menjumpai hal-hal buruk, melainkan hanya hal-hal baik untuk tahun yang akan datang

Nian Gao juga melambangkan kegigihan dan daya juang. Tekstur kenyalnya dianggap sebagai simbol dari ketekunan dan semangat pantang menyerah dalam mencapai tujuan hidup. Oleh karena itu, saat menyantap kue ini, masyarakat Tionghoa diharapkan untuk selalu berjuang hingga akhir

Bahan-Bahan

●      100 gr tepung ketan

●      50 gr tepung sagu

●      50 gr tepung beras

●      200 ml air

●      200 gr gula merah, sisir halus

●      1 sdt garam

●      1 lembar daun pandan

Cara Membuat

  1. Membuat Larutan Gula:

Siapkan panci, masukkan air, gula merah, daun pandan, dan garam.

Nyalakan kompor dan rebus bahan-bahan tersebut hingga larut dan tercampur secara merata.

  1. Menyaring Larutan:

Setelah larutan gula matang, saring untuk menghilangkan sisa daun pandan dan partikel yang tidak larut.

Dinginkan sejenak.

  1. Mencampur Tepung:

Siapkan wadah lain, kemudian masukkan tepung ketan, tepung sagu, dan tepung beras.

Tuangkan larutan gula yang sudah disaring ke dalam campuran tepung.

Aduk menggunakan whisk hingga adonan tercampur rata.

  1. Menyiapkan Cetakan:

Oleskan sedikit minyak pada cetakan kue agar kue tidak lengket.

Tuangkan adonan tepung ke dalam cetakan hingga penuh.

  1. Mengukus Kue:

Kukus adonan dalam panci pengukus selama kurang lebih 3 jam. Pastikan air dalam panci pengukus selalu cukup agar proses pengukusan berjalan lancar.

  1. Mendinginkan Kue:

Setelah matang, angkat kue dari pengukus dan biarkan dingin.

Keluarkan kue dari cetakan dan sajikan di atas piring saji.

Kue Keranjang siap untuk disantap! Anda bisa menikmatinya langsung atau menggorengnya untuk mendapatkan tekstur yang lebih renyah. Kue ini tidak hanya menjadi hidangan lezat tetapi juga simbol budaya yang kuat, mengingatkan kita akan nilai-nilai keluarga dan tradisi kebudayaan yang diwariskan dari generasi ke generasi. Melalui rasa dan aromanya yang khas, kue keranjang merayakan warisan kultural dan membangkitkan kenangan manis yang melibatkan generasi dari masa ke masa. Selamat mencoba!