Ternyata Batuk Seorang Soeharto Memiliki Maknanya Tersendiri

Presiden RI kedua Soeharto
Sumber :
  • IG @jejaksoeharto

Sejarah, VIVA Banyuwangi –Soeharto sebagai orang yang pernah amat berkuasa di Indonesia terutama pada masa Orde Baru, tentulah disegani oleh banyak orang atau bahkan ditakuti.

Segala sesuatu yang diperintahkan oleh Soeharto pada masa kekuasaannya harus dilaksanakan dengan baik.

Sebagai seorang presiden, tentunya segala tingkah laku Soeharto pasti menjadi sorotan mata masyarakat dan kemudian dicontoh.

Hal tersebut tentunya membuat Soeharto menjadi orang yang harus penuh dengan perhitungan dan tidak boleh gegabah dalam melakukan segala sesuatu.

Oleh karena itu, Soeharto yang juga dikenal sebagai orang yang melaksanakan nilai-nilai kebudayaan Jawa dalam kehidupan sehari-harinya tersebut, memiliki beberapa kode khusus apabila menghendaki sesuatu, alih-alih memintanya secara langsung.

Memang, Soeharto yang dikenal sebagai orang yang mengamalkan ajaran budaya Jawa tersebut, sering sekali tidak menunjukkan perasaan aslinya kepada orang banyak.

Salah satu kode khusus yang mungkin belum banyak diketahui oleh khalayak umum adalah soal ketika Soeharto mulai batuk. 

Apabila pada umumnya, batuk merupakan hal yang biasa saja dan tidak memiliki arti khusus bagi kebanyakan orang, namun hal itu tidak berlaku apabila yang sedang batuk adalah seorang Soeharto yang amat berkuasa pada masa Orde Baru tersebut.

Apabila Soeharto mulai batuk, ternyata batuk dari Soeharto tersebut memiliki suatu maksud tertentu.

Dalam buku 'Salim Said: Dari Gestapu ke Reformasi', dijelaskan bahwa apabila Soeharto sedang berbicara dengan seseorang dan kemudian Soeharto mulai batuk-batuk, ternyata itu adalah tanda bahwa Soeharto sudah hendak berbicara.

Kode khusus Soeharto tersebut memiliki makna tersendiri yang bertujuan agar lawan bicaranya tersebut segera berhenti berbicara dan diam untuk mendengarkan apa yang hendak dikatakan oleh Soeharto.

Dalam hal kode khusus tersebut, Salim Said yang merupakan seorang akademisi bergelar profesor dan juga pernah menjabat sebagai Duta Besar RI untuk Ceko pernah mengalaminya secara langsung.

Pengalaman Salim Said soal Soeharto batuk tersebut kemudian dituliskannya dalam bukunya tersebut.

Pada suatu kesempatan, Salim Said yang kala itu sedang menjabat sebagai Ketua Dewan Kesenian Jakarta (DKJ), dipanggil menghadap Presiden Soeharto.

Salim Said yang tidak ingin berbuat kesalahan pada saat berjumpa dengan orang nomor satu di Indonesia pada saat itu, merasa perlu untuk mencari tahu apa yang sekiranya perlu untuk dia ketahui mengenai apa saja yang harus dia lakukan pada saat bertemu dengan orang yang menggantikan Soekarno sebagai presiden tersebut.

"Untuk tidak membuat kesalahan di depan orang yang sangat berkuasa waktu itu, sebelum menghadap Bapak Presiden saya merasa perlu mendapat pengarahan dari Jenderal TNI (Purn.) Ahmad Tahir, mengenai bagaimana cara bicara dengan Soeharto," tulis Salim Said dalam bukunya tersebut.

"Salah satu petunjuk Pak Tahir yang saya masih ingat: "Kalau Pak Harto batuk-batuk, kita harus berhenti bicara, sebab Presiden sendiri sudah akan bicara."," lanjut Salim Said menceritakan pengalamannya dalam bukunya tersebut.