Warga Los Angeles Geram: Kebakaran Hebat Ungkap Ketimpangan Prioritas AS Antara Dalam Negeri dan Bantuan Luar Negeri

Buntut kebakaran di Los Angeles, warga USA geram
Sumber :
  • https://www.france24.com/en/live-news/20250111-anger-and-resentment-rise-in-los-angeles-over-fire-response

Los Angeles, VIVA BanyuwangiKebakaran yang baru-baru ini melanda Los Angeles memicu kemarahan publik setelah pemerintah AS dinilai gagal merespons secara memadai. Banyak warga yang merasa diabaikan, sementara pemerintah federal terus menggelontorkan dana besar untuk mendukung Israel dan Ukraina.

Kebakaran ini telah memakan setidaknya 25 korban jiwa, menghancurkan lebih dari 12.000 bangunan, dan memaksa lebih dari 100.000 penduduk mengungsi. Namun, beberapa penduduk Altadena menyebut upaya pemadam kebakaran minim dan dirasakan lebih memprioritaskan properti kaum kaya di Pacific Palisades. Nicholas Norman, salah satu korban, mengungkapkan frustrasinya, "Kami harus memadamkan api dengan ember sementara petugas tidak terlihat. Mereka hanya menyelamatkan rumah-rumah besar di daerah elite." 

Dana Luar Negeri Dibandingkan Kebutuhan Domestik

Amerika Serikat telah mengalokasikan lebih dari $52 miliar untuk membantu Ukraina dalam konflik dengan Rusia sejak 2022. Selain itu, sekitar $3,3 miliar per tahun diberikan kepada Israel dalam bentuk bantuan militer. Dana tersebut kontras dengan alokasi untuk lembaga penanganan bencana seperti FEMA, yang dikritik tidak memadai untuk kebutuhan domestik.

Nicole Perri, korban lain dari Pacific Palisades, mengkritik infrastruktur lokal yang tidak siap menghadapi bencana besar seperti kebakaran. "Hidran pemadam kebakaran kami kehabisan air, sementara pemerintah lebih memilih mengirim miliaran dolar ke negara lain. Di mana perhatian mereka untuk rakyatnya sendiri?" ungkapnya. 

Kritik terhadap Pemerintah dan Pejabat Lokal

Situasi ini diperburuk dengan absennya Wali Kota Los Angeles, Karen Bass, yang diketahui sedang berada di Ghana ketika kebakaran dimulai, meskipun peringatan dini cuaca ekstrem sudah diberikan. Pengurangan anggaran pemadam kebakaran dan kegagalan peringatan evakuasi menambah keluhan warga.

James Brown, seorang pensiunan pengacara, menyebut kondisi ini "memalukan." "Ini seperti zona perang. Kami kehilangan segalanya, dan pemerintah malah lebih fokus pada isu-isu luar negeri," katanya dengan nada kecewa. 

Pertanyaan Soal Prioritas Pemerintah AS

Ketimpangan ini memicu perdebatan di masyarakat tentang prioritas pemerintah. Banyak yang mempertanyakan, mengapa pemerintah terus mendanai konflik internasional sementara kebutuhan mendesak di dalam negeri tidak mendapat perhatian setara?

Gubernur California, Gavin Newsom, telah menyerukan investigasi terkait kegagalan sistem penanganan bencana, termasuk masalah pasokan air untuk memadamkan kebakaran. Namun, warga berharap agar fokus tidak hanya pada evaluasi, melainkan juga pada langkah konkret untuk memperbaiki kesenjangan ini. 

Ketidakpuasan publik terhadap respons pemerintah menegaskan pentingnya keseimbangan antara tanggung jawab internasional dan kewajiban domestik. "Krisis ini mengajarkan satu hal penting: kita harus memprioritaskan kebutuhan rakyat kita sebelum mencari solusi untuk negara lain," ujar salah seorang pengamat politik.

Kasus kebakaran ini tidak hanya menjadi duka bagi para korban, tetapi juga pengingat akan pentingnya kebijakan yang berpihak pada warga negara sendiri.