Kinerja Riset Indonesia Menurun! Tantangan Baru bagi Kemdiktisaintek?
- https://www.timeshighereducation.com/news/not-prolific-in-research-but-not-lazy-either-meet-the-academic-artisans
Gaya Hidup, VIVA Banyuwangi –Indonesia menghadapi penurunan kinerja riset yang signifikan, sebuah tantangan besar bagi Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek). Meskipun publikasi ilmiah Indonesia meningkat, kualitas riset negara ini masih tertinggal jauh dibandingkan dengan negara-negara tetangga. Berdasarkan data dari Rencana Strategis Ditjen Diktiristek 2020-2024, Indonesia menempati peringkat ke-58 dunia dengan H-index 259. Angka ini jauh tertinggal dari Singapura yang memiliki H-index 646.
Kendala utama yang dihadapi dalam sektor riset adalah anggaran yang semakin terbatas. Pada tahun 2025, pagu anggaran Kemdiktisaintek hanya sebesar Rp83,19 triliun, mengalami penurunan Rp14,51 triliun dibandingkan anggaran tahun 2024. Pengurangan anggaran ini bisa mempengaruhi kualitas riset dan pendidikan di Indonesia, mengingat pentingnya pendanaan untuk mendukung inovasi dan pengembangan ilmu pengetahuan.
Penurunan kualitas pendidikan juga tercermin dalam hasil Tes PISA 2022. Skor literasi membaca Indonesia turun sebanyak 12 poin, menunjukkan adanya kemerosotan dalam kualitas pendidikan yang memerlukan perhatian serius dari pemerintah. Hal ini menjadi indikator bahwa peningkatan kualitas riset dan pendidikan di Indonesia tidak dapat dibiarkan tanpa perhatian dan solusi segera.
Selain itu, Indonesia juga kalah bersaing dalam jumlah peneliti dibandingkan negara besar lainnya seperti China. Beberapa laporan menyebutkan penurunan jumlah peneliti Indonesia yang terus berlanjut, dengan anggaran riset yang relatif kecil jika dibandingkan dengan negara seperti Malaysia atau bahkan Vietnam.
Untuk mengatasi tantangan ini, diperlukan kolaborasi yang kuat antara pemerintah, lembaga pendidikan, dan masyarakat. Langkah-langkah yang perlu diambil meliputi peningkatan alokasi anggaran untuk riset, perbaikan kurikulum pendidikan, serta penguatan infrastruktur riset untuk mendukung upaya peningkatan kualitas. Dengan komitmen yang lebih besar terhadap riset dan pendidikan, diharapkan Indonesia dapat mencapai kemajuan yang signifikan dan memperbaiki posisinya dalam peta riset global.
Penting untuk tidak hanya memperbaiki anggaran, tetapi juga untuk menciptakan lingkungan yang kondusif bagi peneliti dan inovasi, agar Indonesia dapat bersaing di tingkat dunia dalam bidang sains dan teknologi.