Apa Itu Disosiasi dalam Psikologi? Kenali Gejala, Peyebab, Pengobatan, dan Pencegahannya
- https://www.pexels.com/ @Andrea Piacquadio
Gaya Hidup, VIVA Banyuwangi –Pernah alami melamun atau daydreaming ditengah aktivitas? Mungkin kamu sedang mengalami disosiasi. Kondisi ini normal dialami oleh siapa saja dan biasa dialami hanya untuk waktu sesaat saja.
Namun perlu diketahui bahwa disosiasi yang tak terkontrol bisa jadi tanda sesorang memiliki gangguan secara psikologis. Yuk kenali lebih lanjut tentang disosiasi, tapi jangan asal self-diagnose ya!
Apa Itu Disosiasi?
Menurut Kamus Istilah Psikologi oleh Kemendikbud, disosiasi dartikan sebagai keadaan yang menunjukkan bahwa isi pikiran, perasaan, atau keadaan psikis lainnya yang tidak saling terhubung (terlepas) antara satu dengan lainnya secara wajar.
Kondisi ini biasanya kerap terjadi saat tubuh sedang lelah atau stress. Namun jika terlalu sering mengalaminya hingga menggangu rutinitas pekerjaan kamu, sebaiknya konsultasikan k eke psikolog segera.
Gejala Disosiasi
Gangguan disosiasi dapat terbagi menjadi beberapa gejala dan tergantung pada tingkat keparahannya. Secara umum, gejala disosiasi adalah sebagai berikut:
1. Merasa diri kehilangan kontak dengan peristiwa yang sedang terjadi di sekitar, atau secara singkat mirip melamun.
2. Perubahan suasana hati secara tiba-tiba tanpa alasan tertentu.
3. Munculnya memori yang tidak diingat dalam aktivitas, informasi diri, dan peristiwa traumatis yang pernah dialami,
4. Mengalami pikiran kosong atau ketidakmampuan untuk mengingat informasi apapun dalam jangka waktu tertentu.
5. Terkadang merasa asing dengan diri sendiri.
Penyebab Gangguan Disosiasi
Gangguan disosiasi bisa disebabkan oleh beberapa faktor yang memungkinkan seperti berikut ini:
1. Trauma
Penyebab paling umum dari adanya gangguan disosiasi adalah trauma di masa lalu, seperti kekerasan fisik atau seksual, pelecehan, kecelakaan, pperangan, dan bencana alam.
Dalam kasus seperti ini, disosiasi terjadi sebagai salah satu cara otak atau alam bawah sadar untuk melindungi seseorang dari ingatan traumatis. Sehingga ingatan tentang peristiwa traumatis tidak terasa terlalu berat untuk ditangani.
2. Menggunakan obat-obatan
Faktor penyebab lain dari adanya gangguan disosiasi adalah penggunaan obat-obatan terlarang atau alkohol yang memungkinkan seseorang merasa terputus dari diri sendiri dan lingkungan sekitar.
Adapun penggunaan obat-obatan yang dilaporkan memungkinkan menjadi penyebab gangguan seperti LSD (lysergic acid diethylamide) dan psikedelik atau halusinogen.
3. Gangguan mental lainnya
Selain trauma dan obat-obatan, gangguan kesehatan mental lainnya juga dapat memengaruhi adanya gejala disosiasi seperti stress akut, BPD (borderline personality disorder), OCD (obsessive-compulsive disorder), PTSD (post-traumatic stress disorder), depresi, gangguan makan, dan skizofrenia.
Pengobatan Gangguan Disosiasi
Disosiasi merupakan salah satu gangguan psikologis seseorang, sehingga memerlukan penanganan. Penting untuk diketahui bahwa pengobatan mungkin bisa jadi proses yang cukup lama.
Namun, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengobati gangguan disosiasi terutama jika itu terjadi pada orang tersayang anda.
· Terapi Psikologis
Terapi psikologi atau psikoterapi merupakan salah satu cara pengobatan gangguan psikologis paling umum dilakukan. Dalam kasus disosiasi, ada beberapa jenis terapi yang bisa dijalankan, seperti terapi perilaku kognitif, eye movement, dan terapi perilaku dialektika.
· Obat-obatan
Secara umum, obat-obatan yang digunakan untuk mengobati gangguan psikologi harus dari resep dokter. Beberapa obat-obatan yang kerap diresepkan untuk pengobatan disosiasi diantaranya seperti antidepresan, antikecemasan, dan antipsikotik.
Pencegahan Disosiasi
Seperti yang sudah dijelaskan diatas, gangguan disosiasi bisa jadi karena stress akut. Berikut beberapa tips yang bisa anda terapkan untuk mencegah disosiasi.
· Lebih terbuka dalam membicarakan peristiwa traumatis dengan orang terdekat untuk mendapatkan dukungan.
· Menerapkan pola hidup sehat, seperti olahraga teratur, makan makanan yang sehat, serta tidur yang cukup.
· Kenali pemicu stress agar bisa menghindarinya.
· Temukan Teknik relaksasi sederhana seperti meditasi dan atur pernapasan.
Itu tadi penjelasan tentang gangguan disosiasi secara psikologi. Jika mengalami disosiasi secara tak terkendali segera bicarakan ke psikiater untuk mendapatkan pengobatan yang tepat.