Kritik Membangun, Bukan Menjatuhkan! Ini Tips Menyampaikannya Tanpa Menyakiti, Sampaikan dengan Bijak!
- Pexels: Mikhail Nilov
Gaya Hidup, VIVA Banyuwangi – Memberikan kritik, meskipun dengan niat baik, bisa menjadi hal yang sensitif dan berpotensi menyinggung perasaan orang lain. Kritik yang tidak disampaikan dengan tepat dapat merusak hubungan dan membuat orang lain merasa sakit hati atau tersinggung. Namun, kritik yang membangun sangat penting untuk perbaikan dan kemajuan, baik dalam pekerjaan, hubungan, maupun kehidupan secara umum. Artikel ini akan membahas tips-tips jitu untuk memberikan kritik yang membangun tanpa menyakiti perasaan orang lain, agar pesan Anda tersampaikan dengan baik dan diterima dengan positif. Mari kita pelajari seni menyampaikan kritik dengan bijak dan efektif!
1. Pilih Waktu dan Tempat yang Tepat, Ciptakan Suasana yang Kondusif
Waktu dan tempat yang tepat sangat berpengaruh dalam penyampaian kritik. Hindari memberikan kritik di depan umum atau saat orang yang bersangkutan sedang dalam suasana hati yang buruk. Pilihlah waktu dan tempat yang privat dan tenang, di mana Anda dan orang tersebut dapat berbicara dengan leluasa tanpa gangguan. Suasana yang kondusif akan membuat orang tersebut lebih terbuka untuk menerima kritik.
2. Awali dengan Pujian atau Apresiasi, Bangun Suasana Positif
Sebelum menyampaikan kritik, awali dengan memberikan pujian atau apresiasi terhadap hal-hal positif yang telah dilakukan oleh orang tersebut. Hal ini akan membangun suasana yang lebih positif dan membuat orang tersebut lebih reseptif terhadap kritik yang akan Anda sampaikan. Mulailah dengan mengakui usaha dan kelebihan mereka, baru kemudian sampaikan poin-poin yang perlu diperbaiki. Menurut psikolog, memulai percakapan dengan hal positif dapat mengurangi resistensi dan meningkatkan keterbukaan dalam menerima feedback.
3. Fokus pada Perilaku, Bukan Pribadi, Hindari Serangan Personal
Saat memberikan kritik, fokuslah pada perilaku atau tindakan yang spesifik, bukan menyerang pribadi orang tersebut. Gunakan kalimat "Saya merasa..." untuk mengungkapkan perasaan Anda, bukan "Kamu selalu..." yang terkesan menuduh. Contohnya, daripada mengatakan "Kamu malas sekali!", lebih baik katakan "Saya perhatikan belakangan ini kamu sering menunda pekerjaan. Apakah ada yang bisa saya bantu?". Dengan fokus pada perilaku, kritik akan lebih objektif dan tidak menyerang karakter.