Angka Stunting di Lumajang Masih Tinggi, ini Langkah Dinkes
- Achmad Fuad Afdlol
Lumajang - Angka kasus stunting pada anak di Kabupaten Lumajang masih berada di urutan 10 besar wilayah Jawa Timur, biarpun angka tersebut sudah turun menjadi 23,8 persen, menurut hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) Tahun 2022 lalu.
“Dari hasil SSGI Tahun 2022 itu (angka kasus) di Lumajang turun dari tahun 2021 lalu 30,1 persen turun 6,3 persen, turun jadi 23,8 persen,” ungkap Kepala Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Lumajang , dr. Bayu Wibowo Ignasius saat dimintai keterangan usai Rapat Paripurna DPRD Kabupaten Lumajang, Senin (29/5/2023) siang tadi.
Menurut dr. Bayu, menurunnya angka kasus stunting di Lumajang, karena sesuai arahan dari Kemenkes RI, himbauan fokus untuk melakukan intervensi atau program spesifik kepada wanita sebelum melahirkan.
“Jadi yang intervensi kita fokus diarahkan pada wanita sebelum melahirkan, baik remaja di kelas 7 ke atas dan juga pada saat ibunya hamil itu adalah titik yang paling rawan menyebabkan stunting, dengan pemberian TTD (Tablet Tambah Darah, red) bagi para remaja putri,” terang dia.
Ia menambahkan, bahwa ditingkatkan juga memberikan tambahan vitamin dan gizi kepada ibu hamil dan balita saat kegiatan posyandu, serta balita yang mengalami stunting yang bersumber dari APBD maupun APBN.
“Tahun 2022 lalu, kami mendapatkan dana sekitar Rp 5 milyar untuk pengadaan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) lokal, dengan target sekitar 3.000 balita, yang diberikan di sekolah, posyandu maupun Fasilitas Kesehatan yang ada di wilayah,” imbuhnya.
Sementara itu, menurut Ketua Komisi D DPRD Kabupaten Lumajang, Supratman, yang turut hadir, mengatakan kalau penurunan angka stunting bisa dimulai dari edukasi satuan pendidikan.
“Sebelum usia matang, diharapkan pernikahan anak diminimalisir dengan banyak sosialisasi lintas sektor, selain itu juga dengan menunda kehamilan, asupan gizi bumil dan anak harus bagus, pola asuh ditingkatkan,” ujar politisi PDIP ini.
Untuk stunting di Kabupaten Lumajang, menurut wakil rakyat asal Kecamatan Senduro ini sudah ada penurunan, seperti pada 2019 hanya 34.1 persen, di 2021 sekitar 30.4 persen dan pada 2022 sekitar 23.8 persen.
“Angka untuk Jatim pada 2022 sebesar 19.2 persen, target tahun 2024 maksimal 14 persen,” pungkasnya.