Kontroversi Mayoret Berhijab Dengan Rok Mini, Pakaian Tidak Pantas atau Kebebasan Ekspresi?

Kontroversi mayoret hijab kuning
Sumber :
  • Screen Shot Sosmed/ VIVA Banyuwangi

Gaya Hidup, VIVA Banyuwangi –Video seorang mayoret perempuan berhijab dengan busana rok mini dan stoking baru-baru ini menghebohkan media sosial.

Video tersebut menjadi viral setelah diunggah oleh akun Instagram @nenktainment, memicu beragam reaksi dan diskusi di kalangan netizen.

Tidak hanya menarik perhatian karena aksi tari mayoret di atas panggung, namun busana yang dikenakannya juga menjadi sorotan utama.

Dalam video tersebut, mayoret tersebut mengenakan hijab berwarna kuning yang kontras dengan rok mini dan stoking yang memperlihatkan dengan jelas bentuk dan warna kulit kakinya.

Dia juga mengenakan selempang yang mencantumkan nama "Gitapati Nuraini," yang semakin memperjelas identitasnya di mata publik.

Namun, alih-alih dipuji, busana tersebut justru menimbulkan kontroversi.

Sebagian besar warganet menganggap pakaian yang dikenakan mayoret itu tidak pantas, terutama karena mengenakan hijab, simbol yang identik dengan kesopanan dan keanggunan dalam berpakaian.

Banyak yang menilai bahwa kombinasi hijab dengan rok mini dan stoking ini bertentangan dengan norma berpakaian yang seharusnya dijaga oleh seorang muslimah.

Beberapa komentar warganet menggambarkan ketidaksetujuan mereka terhadap pilihan busana tersebut.

"Ini bukan tentang kebebasan berekspresi, tapi ini tentang adab dan nalar sebagai manusia," tulis seorang pengguna Instagram.

Sementara itu, pengguna lain menambahkan, "Kira-kira ini masuk kategori pelecehan agama enggak yah? Joget-joget pakai jilbab, kenapa enggak copot saja hijabnya?"

Kontroversi ini mencerminkan perdebatan yang lebih luas tentang bagaimana busana dan simbol keagamaan dipandang dalam masyarakat.

Beberapa pihak berpendapat bahwa setiap orang berhak memilih cara berpakaian mereka, termasuk dalam mengekspresikan diri melalui fashion.

Namun, ada juga yang merasa bahwa kebebasan berekspresi ini harus dibatasi oleh nilai-nilai kesopanan, terutama jika berkaitan dengan simbol-simbol keagamaan.