Ditengah Persaingan Industri, Perajin Tetap Bertahan dan Dapat Berkah Jelang Datangnya Maulid Nabi
- Reconstantine Jeneva Carravello/ VIVA Banyuwangi
Pasuruan, VIVA Banyuwangi –Di tengah gempuran industri plastik, pengrajin gerabah jenis cobek di wilayah Kota Pasuruan, Jawa Timur, tetap bertahan.
Menjelang peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, mereka mendapatkan berkah tersendiri.
Dalam sebulan, mereka bisa mengerjakan 2000 biji cobek dengan prosesi tradisional dan mendapatkan cuan.
36 Tahun Menggeluti Usaha Membuat Cobek
Sudah 36 tahun Sofah menekuni usaha membuat cobek, warisan turun temurun dari orang tuanya.
Selasa pagi, ibu rumah tangga ini terlihat sibuk membuat kerajinan gerabah jenis cobek.
Meski proses pembuatannya tergolong susah, ibu berusia 52 tahun ini mengerjakannya sendiri di halaman rumahnya di Kelurahan Randusari, Kecamatan Gadingrejo, Kota Pasuruan, Jawa Timur.
Bahan baku mulai dari tanah liat, air, dan alat pembuat cobek sudah siap ditata.
Kemahiran membuat cobek sudah biasa ia lakukan sendirian. Meski di era persaingan industri yang memproduksi plastik, ia masih menggunakan alat tradisional turun-temurun dari leluhurnya.
Peringatan Maulid Membawa Berkah
Peringatan Maulid membawa berkah sendiri bagi Sofah. Ia kebanjiran order sejak tiga minggu sebelum Maulid Nabi Muhammad SAW.
Sehari, ia bisa mengerjakan 100 cobek tanpa dibantu pekerja.
Untuk model cobek Maulid sedikit berbeda dengan jenis lainnya. Ada sejumlah motif yang membedakan agar kian menarik, yakni motif bunga.
“Iya, jelang Maulid ini, pesanan banyak,” ujar Sofah.
Pelanggan merasa tertarik dengan hasil karya Sofah. Pasalnya, untuk mempertahankan tradisi selamatan Maulid, rata-rata kebanyakan makanan disajikan dengan cobek.
“Iya, untuk persiapan Maulid,” kata salah satu pembeli, Ifa Sulvia.
Untuk harga cobek eceran dijual sebesar Rp2.500, sedangkan untuk harga pengepul atau pemborong ia hargai Rp2.000. Sebulan, ia bisa meraup untung enam juta rupiah lebih.