Menjadi Kios Penyalur Pupuk Bersubsidi Tidak Mudah, Sugianto: 8 Tahun Menanti Tanpa Kepastian
- Anton Heri Laksana/ VIVA Banyuwangi
Banyuwangi, VIVA Banyuwangi –Kesulitan petani di wilayah Kecamatan Wongsorejo untuk mendapatkan pupuk, mengetuk hati seorang warga yang ingin membantu ketersediaan pupun bersubsidi yang bisa didapatkan dengan lebih mudah karena jarak yang lebih dekat. Namun perjuangan tersebut belum juga membuahkan hasil selama 8 tahun yang terus menanti tanpa kepastian.
“Saya tidak menambah jumlah kios pupuk di Kecamatan Wongsorejo namun hanya ingin menggantikan kios pupuk yang telah tutup,” ujar Sugianto.
Adalah Sugianto yang terus berjuang tidak pernah lelah agar bisa menjadi kios penyalur pupuk bersubdi di Desa Alasbuluh, Kecamatan Wongsorejo, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.
Keinginan warga Dusun Krajan, Desa Alasbuluh tersebut hanya ingin membantu petani yang ada di sekitarnya yang kesulitan mendapatkan pupuk bersubsidi karena jarak.
Lokasi Penebusan Pupuk dan Tempat Tinggal 10 Km
Sebelumnya, di Desa Alasbuluh terdapat dua kios penyalur pupuk bersubsidi namun kini hanya sisa satu saja yang bisa melayani petani karena kios yang satunya kini telah tutup karena pemilik sudah meninggal dunia.
“Petani Desa Alasbuluh ada juga yang harus mengambil pupuk bersubsidi di Desa Bajulmati yang jaraknya lebih dari 10 kilometer. Kasihan petani karena harus keluar biaya angkut,” tutur Sugianto saat ditemui di rumahnya.
Petani Desa Alasbuluh tersebut harus menebus pupuk di kios yang cukup jauh karena RDKK berbeda dengan desa tempat tinggal.
“Secara tempat, kios saya cukup luas dan bisa menampung persedian pupuk bersubsidi dalam jumlah yang cukup banyak,” kata penjual pupuk non subsidi tersebut.
Sugianto: Izin Kios Lengkap, Tempat dan Modal siap!
Lokasi kios pupuk Sugianto yang berada di jalur utama Jawa Bali juga memudahkan untuk pengiriman dari distributor maupun penyaluran untuk petani karena akses yang mudah.
“Sudah 8 tahun menanti tapi sampai sekarang masih belum diberi kepercayaan untuk untuk menjadi penyalur pupuk bersubsidi. Insyaa allah modal juga siap jika harus memiliki stok pupuk bersubsidi lebih banyak,” jelas Sugianto pada Banyuwangi.viva.co.id.
Kios pupuk milik Sugianto sendiri dibangun sejak tahun 2016 dan langsung mengajukan permohonan sebagai penyalur pupuk bersubsidi.
“Saya sudah mengajukan ke BPP Wongsorejo dan disarankan untuk mengajukan pada distributor pupuk khusus Kecamatan Wongsorejo,” cerita Sugianto.
Permohonan Dua Kali Belum Membuahkan Hasil
Namun hasil belum seusai harapan karena pihak distributor tidak memberi kepastian atas permohonan tokoh masyarakat Desa Alasbuluh tersebut.
“Kata distributor, permohonan saya akan diajukan ke Jakarta. Distributor mengaku tidak memiliki kewenangan,” beber Sugianto. Jumat, 15 November 2024.
Pada medio tahun 2020an, Sugianto kembali mengajukan permohonan namun hingga 8 tahun berlalu belum juga membuahkan hasil.
“Jika memang ada kekurangan syarat, mohon dikasih masukan agar bisa dibenahi. Izin kios saya sudah lengkap sejak tahun 2016,” jlentreh Sugianto.
PPL: Penentu Lokasi Kios Penyalur Pupuk Bersubsidi Adalah Petani Melalui Poktan
Sugianto berharap permohonannya untuk bisa menjadi penyalur pupuk bersubsidi disetujui agar bisa membantu distribusi pupuk bersubsidi di Kecamatan Wongsorejo terutama di Desa Alasbuluh.
Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Kecamatan Wongsorejo Dinas Pertanian Banyuwangi, Iliyas Yunus membenarkan adanya beberapa kios yang tidak bisa maksimal.
“Kemampuan kios tidak sama. Kadang ada kios yang tidak mampu modal, tempat dan service hingga muncul permasalahan,” ungkap Iliyas Yunus.
Iliyas juga menambahkan, penentu lokasi kios yang menjadi penyalur pupuk bersubdi adalah hak petani melalui kelompok tani (poktan).
Kios penyalur pupuk bersubsidi seharusnya berada di lokasi terdekat dengan petani yang memiliki RDKK.