PAC Gerindra Wongsorejo dan LBH Renakta Saling Klaim Membantu Kepulangan Jenazah Eka Fitri, Kok Bisa?
- Anton Heri Laksana/ VIVA Banyuwangi
Banyuwangi, VIVA Banyuwangi –Kepulangan jenasah Eka Fitri, mantan Buruh Migran Indonesia (BMI) dari Taiwan akibat sakit yang yang dideritanya, masih menyisakan polemik terkait adanya pihak yang mengaku paling berjasa dalam proses kepulangan warga Desa Wongsorejo, Kecamatan Wongsorejo, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur tersebut. Kisruh dana donasi sebesar Rp 173.000.000 juga menjadi pembahasan yang hangat dikalangan pihak yang berseteru.
Ruang Kepala Desa Wongsorejo diwarnai ketegangan saat dilakukan mediasi antara Ketua Pimpinan Anak Cabang (PAC) Partai Gerindra Wongsorejo, Dadang Supandi bersama Sekretaris Eka dengan tim Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Renakta. Rabu, 18 Desember 2024.
Mediasi dilakukan terkait postingan yang dilakukan akun Facebook atas nama Abiyanto dan Dadang Supandi yang mengaku kepulangan jenasah Eka Fitri merupakan hasil Upaya dari Ketua DPC Partai Gerindra Banyuwangi, Sumail Abdullah.
Dadang: Pak Sumail dan Pak Mike Lakukan Video Call Dengan Keluarga
Dalam postingan tersebut dinarasikan, kepulangan jenasah Eka Fitri tidak akan dikenai biaya apapun alias gratis dan merupakan hasil upaya dari Sumail Abdullah yang juga anggota DPR RI dari Fraksi Partai Gerindra.
“Saya membuat postingan tersebut merupakan hasil dari pembicaraan pak Sumail dengan pihak KDEI (Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia) di Taipei yang diwakili Pak Mike. Pihak keluarga video call bertiga,” ujar Ketua PAC Gerindra Wongsorejo, Dadang Supandi.
Dadang bersikukuh narasi yang dibangun merupakan sebuah kebenaran yang disampaikan pejabat berwenang di KDEI di Taipei.
“Yang bilang gratis biayanya itu bukan saya tapi penjelasan Pak Mike. Sudah jelas waktu itu Pak Sumail sudah menghubungi langsung (pihak KDEI di Taipei) melalui video call. Itu dasar dari postingan,” tutur Dadang saat mediasi.
LBH Renakta: Kami Punya Bukti Kuat Posting Tersebut Hoak
Hal tersebut inilah yang kemudian menjadi polemik dan perdebatan dengan pihak LBH Renakta yang merasa postingan tersebut tidak benar.
“Kami memiliki bukti yang sangat kuat, bahwa pihak kamilah yang mendampingin dan mengawal jenasah Eka Fitri sejak dari Taiwan hingga ke rumah duka,” kata Ketua LBH Renakta Bagus Trisula.
Dalam penjelasannya, Bagus menyatakan kepulangan jenasah Eka Fitri memerlukan biaya yang cukup besar dan bukan gratis seperti yang diklaim Dadang Supandi.
“Total biaya untuk kepulangan dari Taiwan hingga ke rumah duku itu mencapai Rp 173.000.000. jadi tidak benar kalau itu gratis,” jelas Bagus pada Banyuwangi.viva.co.id.
Kades: LBH Renakta Yang Urus Dokumen Eka Fitri ke Desa
Biaya tersebut berasal dari donasi BMI yang lain sebesar Rp 150.000.000 dan sumbangan uang pribadi Uya Kuya Rp 23.000.000.
Kepala Desa Wongsorejo, Abu Bakar juga membenarkan tim LBH Renakta yang melakukan pendampingan sejak awal hingga jenasah tiba di rumah duka.
“Yang saya tahu, pihak LBH Renakta yang mengurus seluruh perlengkapan dokumen sebagai persyaratan pengurusan kepulangan jenasah Eka Fitri. Tidak ada pihak lain hanya Tim LBH Renakta,” jlentreh Bagus. Rabu, 18 Desember 2024.
Sementara itu, Ketua DPC Partai Gerindra dan juga anggota DPR RI dari Fraksi Gerindra, Sumail Abdullah belum merespon tanggapan terkait hal tersebut yang dikirimkan Banyuwangi.viva.co.id melalui sambungan whatsapps.