Dihantam Banjir, Masjid di Libya Berdiri Kokoh Diantara Gedung Roboh

Masjid di Libya
Sumber :
  • viva.co.id

Libya, VIVA Banyuwangi – Gelombang banjir melanda kota pesisir Libya yang menyebabkan ribuan orang tewas. Adapun korbna jiwa yang terdata cukup bervariasi. Dikutip dari VIVA, Senin 18 September 2023, jumlah korban yang tewas menurut menteri kesehatan pemerintahan yang berbasis di wilayah Timur, Othman Abdeljalil, adalah 3.166 jiwa. 

Namun menurut laporan PBB yang dirilis pada hari Minggu, jumlah korban jiwa dari Derna saja telah meningkat menjadi 11.300 orang.

Banjir tersebut akibat dari hujan deras badai Mediterania Daniel yang mengguyur lereng pegunungan curam. 

Mereka yang selamat menceritakan kejadian mengerikan, dimana mayat-mayat menumpuk lebih cepat daripada yang bisa dihitung oleh pihak berwenang. 

Dinding air setinggi beberapa lantai menghantam gedung-gedung, menenggelamkan seluruh bangunan dalam hitungan menit.  

Sementara banyak kota di Libya timur dilanda banjir mematikan, Derna, kota dengan penduduk sekitar 125.000 jiwa, yang terkenal dengan vila-vila putih dan pohon-pohon palemnya, adalah yang paling parah terkena dampaknya. 

Kota ini tidak memiliki rencana evakuasi, dan banyak warga mengatakan mereka tidak menyadari bahwa mereka berada dalam bahaya sampai mereka mendengar suara ledakan dari jebolnya bendungan.  

Rekaman yang diambil oleh The Associated Press menunjukkan gedung-gedung apartemen dan blok perkantoran hancur oleh air, dan mobil-mobil yang hanyut dan rusak tersebar di kawasan pejalan kaki pantai kota pelabuhan. 

Di antara rumah dan gedung yang hancur, terlihat sebuah masjid masih berdiri tegak. 

Masjid tersebut bernama Al-Sahaba yang terletak di Derna, kota yang paling parah terdampak banjir. 

Dalam potret terbaru, berkubah kuning dengan dua menara itu tampak masih kokoh berdiri. Meski lantai dasar masjid tersebut tergenang air dan kotoran akibat banjir, tak ada kerusakan besar yang terjadi di masjid. 

Hingga kini, masih banyak warga yang hilang dan belum diidentifikasi. Beberapa wilayah telah membuat kuburan massal bagi mayat-mayat yang ditemukan dan sulit dikenali.