Banyuwangi Tak Kunjung Hujan, Bupati Ipuk Ajak Introspeksi Diri

Bupati Banyuwangi (kiri) saat gelaran salat Istisqa serentak
Sumber :
  • Fitri Anggiawati/VIVA Banyuwangi

Banyuwangi, VIVA Banyuwangi – Banyuwangi telah cukup lama tak turun hujan yang menyebabkan beberapa bagian wilayahnya mengalami kekeringan, di antaranya Kecamatan Tegaldlimo dan Kecamatan Wongsorejo. 

Berbagai upaya telah dilakukan untuk mengupayakan hujan segera turun, salah satunya dengan adanya salat Istisqa atau salat dengan tujuan meminta hujan. 

Salat tersebut digelar secara serentak di 25 Kecamatan di Banyuwangi yang terpusat di masing-masing ruang terbuka hijau (RTH) yang ada di wilayahnya. 

Namun demikian, Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani berharap tak hanya salat Istisqa yang diupayakan oleh seluruh warga Banyuwangi, melainkan kekeringan juga diharapkan menjadi sarana untuk instrospeksi diri 

"Saya berharap tidak hanya salat Istisqa saja, tapi ini sebagai pengingat bagi semuanya atas kesalahan atau penyebab Allah SWT memberi kita kekeringan," ujarnya kepada Banyuwangi.viva.co.id.

Setiap kejadian disebutnya pasti memiliki hikmah yang dapat dipelajari oleh umat manusia sehingga menjadi lebih baik lagi, salah satunya menjadikan lebih peduli satu sama lain. 

Selain itu, dengan bencana kekeringan yang melanda juga menjadi pembelajaran bagi Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuwangi untuk dapat melakukan evaluasi dan meningkatkan kinerjanya. 

Sejauh ini, yang paling terdampak kekeringan disebutnya adalah para petani karena lahan yang dikelolanya menjadi kering, namun tak sampai ada laporan kemarau menyebabkan gagal panen. 

Selain itu, rentan juga bagi kesehatan karena banyak penyakit yang berkembang di kala musim kemarau. 

"Karena air bersihnya kurang, sehingga berdampak bagi kesehatan masyarakat," tuturnya. 

Di kesempatan tersebut, Bupati Banyuwangi juga menyampaikan rasa terima kasih kepada setiap masyarakat yang telah bersama-sama mengikuti salat Istisqa

"Ini bentuk kepedulian kita semuanya," tandasnya.