Di Banyuwangi Harga Cabe Rawit Naik Turu Diduga ini Penyebabnya

Harga cabai naik turun
Sumber :
  • Roni Subhan/ VIVA Banyuwangi

Banyuwangi, VIVA Banyuwangi –Harga cabe di Banyuwangi kerap menjadi teka-teki bagi petani. Kadang menguntungkan, namun tak jarang membuat mereka merugi. Fenomena ini dirasakan oleh para petani di wilayah Banyuwangi Selatan, salah satunya Agus, seorang petani cabe rawit asal Dusun Krajan, Desa Tampo, Kecamatan Cluring.

Agus menanam seperempat hektar cabe rawit dengan perawatan maksimal. Ia menggunakan bibit unggul, pupuk berkualitas, hingga obat-obatan mahal demi menghasilkan panen terbaik. Namun, hasil yang memuaskan di kebun tak selalu sejalan dengan keuntungan di pasar.

"Soal perawatan, saya selalu utamakan yang terbaik. Saya pakai bibit unggul, pupuk, dan obat bermerek mahal. Hasil tanamannya pun sangat bagus. Tapi sayangnya, harga jual seringkali tidak berpihak ," keluh Agus.

Cabai hasil panen petani

Photo :
  • Roni Subhan/ VIVA Banyuwangi

Ketidakstabilan harga menjadi momok bagi petani cabe di Banyuwangi. Mereka hanya bisa berharap harga tetap tinggi saat panen tiba, agar usaha dan modal yang dikeluarkan tidak berakhir dengan kerugian.

Menurut Anas Nasuha, seorang tengkulak yang menjadi penyuplai pasar, kenaikan harga ini terjadi akibat kurangnya pasokan cabe rawit, terutama untuk pasar besar di Jakarta dan Bali. Meski beberapa daerah lain juga tengah panen, permintaan yang tinggi menjelang bulan Ramadan serta berkurangnya jumlah petani cabe rawit membuat stok semakin terbatas.

"Kami kesulitan mendapatkan pasokan yang cukup. Permintaan terus meningkat, apalagi mendekati bulan Ramadan. Sementara itu, jumlah petani cabe rawit semakin berkurang," ujar Anas.