Ini Kesan dan Pandangan Siswa Korea Tentang SMP It dan Bondowoso

Moon Soo Ryeon pelajar SMP IT Bondowoso asal Korea bersama guru dan KS
Sumber :
  • Zainul Muhaimin/ VIVA Banyuangi

Bondowoso, VIVA Banyuwangi – Siapa sangka di Bondowoso ada seorang siswi yang berasal dari Negeri Ginseng. 

Moon Soo Ryeon, (14) siswi kelas 7B Sekolah Menengah Islam Terpadu Bina Insan Cendikia Muntok (SMP IT BIC) 02 Poncogati merupakan siswa pindahan dari Haundae-gu, Busan, Korea.

5 bulan menimba ilmu di Kota Tape, putri dari pasangan Moon Soo Chan dan Lisa Noviana membagikan kesannya selama belajar di Bondowoso.

“Disini saya senang karena teman-teman memperlakukan saya dengan baik, namun disisi lain saya juga sedih karena rindu teman-teman dan keluarga di Korea,” ungkap Soo Ryeon pada Banyuwangi.viva.co.id. secara ekslusif saat ditemui di sekolahnya, Selasa 02 Januari 2024.

Menurutnya, sikap dan pelayanan yang ditunjukkan pihak sekolah juga membuatnya tambah semangat selama belajar.

“Guru dan teman-teman saya terlalu baik untuk membantu saya belajar,” ujar Soo Ryeon.

Tak hanya itu, lulusan SD Gowoon Chu Daehakyo juga mengatakan, kembali ke Indonesia membangkitkan kenangan manisnya saat masih kecil.

“Waktu kecil saya pernah ke Bondowoso, yaitu pada usia 3 dan 5 tahun. Saya senang bisa kembali karena banyak kenangan indah di Indonesia serta Bondowoso itu kampung halaman ibu,” ucap anak pertama dari 3 bersaudara.

Dari sisi keagamaan, siswa yang menetap di Bumi Ki Ronggo sejak Agustus 2023 mengaku bahwa terdapat kesan manis di Bondowoso.

“Agama berbeda! Hampir semua orang Indonesia beragama Islam dan sebagian besar orang Korea tidak beragama. Hal itu juga menjadi salah satu alasan saya ikut ibu ke Bondowoso,” tutur Soo Ryeon.

Sementara itu, Kepala Sekolah (KS) SMP IT BIC 02, Subhan Hidayah mengaku pihaknya selalu menerima siswa yang akan belajar di lembaga.

“Kita menerima semua siswa yang akan belajar disini. Kami juga sudah koordinasi dengan semua stakeholder baik terkait administrasi kepindahan maupun pelayanan Pendidikan yang akan kami terapkan,” jelas Subhan.

Warga Nangkaan menambahkan, masalah komunikasi adalah kendala terbesar bagi Moon Soo Ryeon untuk belajar.

“Oleh karena itu kami siapkan salah satu guru yang bisa berbahasa Korea untuk membantu Moon Soo Ryeon belajar Bahasa Indonesia,” urai Subhan.

Selain dibantu guru, pihak sekolah juga memanfaatkan Google Translete untuk kelancaran komunikasi.

“Awalnya Moon Soo Ryeon ini sama sekali tidak bisa berbahasa Indonesia, namun Alhamdulillah untuk saat ini berkat dukungan semua pihak termasuk keluarganya yang juga mendukung dengan mendatangkan guru les sekarang Moon Soo Ryeon bisa berbicara Bahasa Indonesia walaupun masih terbata-bata,” pungkas Subhan.