PAD Banyuwangi Capai Rp 7,4 Miliar dari Retribusi Pasar

Aktivitas jual beli di Pasar Blambangan Banyuwangi
Sumber :
  • Twitter/ VIVA Banyuwangi

Banyuwangi, VIVA Banyuwangi – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuwangi mengungkap Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari retribusi 21 pasar yang ada di Banyuwangi mencapai 90 persen dari target yang ditetapkan pada tahun 2023.

“Dari total Rp 9 miliar yang harus kami capai, ini baru masuk kurang lebih Rp 7,4 miliar, khusus pasar,” ungkap Kepala Dinas Koperasi, Usaha Mikro dan Perdagangan (Diskop UMP) Banyuwangi Nanin Oktaviantie pada Banyuwangi.viva.co.id.

Lanjut Nanin, tak tercapainya target hingga 100 persen tersebut tak lepas dari beberapa pasar yang tak terjangkau oleh pemkab, di antaranya Pasar Pujasera Karangrejo yang sejak 2023 tak lagi di bawah kendali pemkab karena belum adanya perjanjian pengelolaan antara Pemkab Banyuwangi dengan PT KAI. 

“Kemudian, ke depan juga ada Pasar Desa Songgon yang dimohonkan oleh Pemerintah Desa Songgon untuk dikelola,” tutur Nanin. 

Hal tersebut karena tanah tempat Pasar berdiri merupakan tanah aset milik Desa Songgon, meski bangunan pasar adalah pasar inpres atau pasar yang pembangunannya menggunakan APBN. 

“Untuk tahun 2024 ini kami ada target Rp 10 miliar. Mudah-mudahan bisa realisasi,” harap Nanin. 

Ia tetap optimis meski pada 2024 ini Pasar Banyuwangi akan menjalani proses revitalisasi yang rencananya akan dimulai usai Hari Raya Idul Fitri 2024.

“Informasi dari balai pembangunan Kementerian PUPR di Jawa Timur sekitar April 2024 sudah mulai pembangunan,” urai Nanin. 

Sementara untuk penyelesaian ditargetkan selesai pada kisaran akhir Oktober atau awal November 2024 dengan 777 kios dan ruko berkonsep 2 lantai.