Masyarakat Desa Alasbuluh Ancam Lakukan Pembalakan Liar Pohon Kapuk Secara Massal Karena Hal ini

Lokasi dugaan pembalakan liar pohon kapuk di Desa Alasbuluh
Sumber :
  • Anton Heri Laksana/ VIVA Banyuwangi

Banyuwangi, VIVA Banyuwangi –Tindak dugaan pembalakan liar pohon kapuk di lahan milik Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) di Desa Alasbuluh, Kecamatan Wongsorejo, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur mematik aksi massa. Masyarakat yang menolak tindak pembalakan liar kayu kapuk tersebut mengancam akan melakukan aksi serupa. 

 

“Jika memang membalak pohon kapuk itu tidak ditangkap, masyarakat juga akan ikut potong pohon,” ujar seorang tokoh masyarakat Desa Alasbuluh, Ustad Syaifullah. 

 

Pernyataan tersebut disampaikan tokoh masyarakat Desa Alasbuluh, Ustad Syaifullah yang meneruskan keluhan masyarakat.

Masyarakat Dilanda Keresahan dan Kemarahan

 

Dalam keluhannya, masyarakat menyangkan pihak keamanan cenderung membiarkan tindak pembalakan liar pohon kapuk tersebut. 

 

Tudingan tersebut berdasarkan penilaian masyarakat karena tidak adanya langkah kongkrit upaya dari aparat keamanan untuk menghentikan pembalakan liar pohon kapuk tersebut. 

 

“Saya sudah berupaya mencegah dan mendinginkan kemarahan masyarakat tapi gimana lagi, lha wong memang kenyataannya demikian,” tutur Ustad Syafullah pada Banyuwangi.viva.co.id. 

Lokasi dugaan pembalakan liar pohon kapuk di Desa Alasbuluh

Photo :
  • Anton Heri Laksana/ VIVA Banyuwangi

Jumlah Pohon Kapuk yang Mati Terlalu Banyak, Normal?

 

Mengacu pada laporan masyarakat, pembalakan liar pohon kapuk tersebut dilakukan pada pohon kapuk yang sudah dalam kondisi mati. 

 

Tapi masyarakat meragukan jumlah batang pohon yang mati yang diduga menjadi dasar terjadinya tindak pembalakan liar pohon kapuk. 

 

“Iya memang ada pohon kapuk yang mati tapi tidak massal seperti ini. Saya sudah 50 tahun tinggal di Desa Alasbuluh dan baru kali ini ada kematian pohon kapuk dalam jumlah besar,” kata ustad Syaifullah saat ditemui. 

Pembalakan Liar Pohon Kapuk Perparah Banjir Bandang Desa Alasbuluh

Banyaknya pohon kapuk yang ditebang dalam pembalakan liar tersebut menimbulkan keresahan dan kemarahan masyarakat terutama yang tinggal di kawasan perkebunan kapuk tersebut

 

 

 

 

“Karena pemotongan pohon kapuk ini terlalu banyak, akhirnya muncul banyak spekulasi di kalangan masyarakat. Ini yang menimbulkan keresahan dan bisa menggangu kamtibmas jika tidak segera diredakan,” tandas Ustad Syaifullah. 

Bantaran sungai kembali rusak diterjang banjir bandang

Photo :
  • Anton Heri Laksana/ VIVA Banyuwangi

 

Dugaan tindak pembalakan liar pohon kapuk itu sendiri muncul dipermukaan setelah musibah banjir bandang yang acapkali terjadi setiap musim hujan tiba. 

Siapa yang Bisa Menghentikan Aksi Pembalakan Liar Pohon Kapuk?

 

Adanya aktifitas pemotongan pohon kapuk secara besar-besaran untuk waktu yang cukup lama, semakin memperkuat terjadinya dugaan tindak pembalakan liar pohon kapuk. 

 

Upaya pelaporan secara resmi pada aparat terkait sudah dilakukan namun hingga saat ini belum ada upaya penghentian tindak pembalakan liar pohon kapuk tersebut.

Kendati menolak aksi pembalakan liar pohon kapuk, Ustad Syaifullaah tetap tidak setuju jika masyarakat yang ditinggal sekitar di lahan milik KLHK juga melakukan aksi serupa sebagai bentuk protes pada apa aparat keamanan yang tidak mampu menghentikan aksi tersebut.

Konflik Horizontal di Kalangan Masyarakat Harus Dicegah

"Jika pelaku dibiarkan dan tidak ditangkap aparat keamanan, lalu kenapa masyarakat tidak ikut potong kayu kapuk saja karena sama-sama dianggap tidak melanggar hukum," jlentreh Ustad Syaifullah menirukan argumen masyarakat yang resah akibat pembalakan liar pohon kapuk.

Tokoh masyarakat Desa Alasbuluh tersebut berharap agar segera ada solusi terkait dugaan pembalakan liar pohon kapuk tersebut agar tidak terjadi konflik horizontal di kalangan masyarakat bawah.