Bahaya Lahar Dingin Masih Mengancam, Sebuah Truk Kembali Terseret Banjir Gunung Semeru

Ilustrasi truk terseret banjir lahar dingin
Sumber :
  • Anton Heri Laksana/ VIVA Banyuwangi

Lumajang, VIVA Banyuwangi – Bagi anda yang banyak melakukan aktifitas di kaki Gunung Semeru Kabupaten Lumajang, sebaiknya terus meningkatkan kewaspadaan. Sebuah truk kembali terseret banjir lahar dingin Gunung Semeru. Sedangkan dari puncak Gunung Semeru, erupsi masih terus terjadi.

 

Truk penambang ini terseret banjir lahar dingin saat melakukan aktifitas penambangan batu di Desa Kloposawit, Kecamatan Candipuro Kabupaten Lumajang Jawa Timur. Jumat, 23 Februari 2024.

 

Sebelumnya, truk penambang tersebut sedang mengisi muatan batu di jalur lahar dingin gunung Semeru seperti biasa.

 

Namun tiba-tiba, banjir lahar dingin langsung menerjang truk yang membuat kendaraan pengangkut batu tersebut tidak sempat diselamatkan.

 

“Beruntung pengemudinya langsung lari saat banjir belum terlalu besar. Kalau terlambat, saya tidak tahu apa yang akan terjadi,” ujar Suraji seorang penambang.

 

Kendaraan tersebut sempat terseret banjir lahar dingin dari posisi semula. Beruntung truk bisa dievakuasi dengan cara ditarik truk lain saat banjir lahar dingin sudah surut.

 

Kepala BPBD Lumajang Patria Dwi Hastiadi terus mengingatkan pada penambang agar selalu waspada terhadap bahaya banjir lahar dingin Gunung Semeru.

 

“Aktifitas vulkanik yang ditimbulkan Gunung Semeru yang kedua timbunan material yang terbawa banjir sehingga masyarakat kita imbau tetap waspada,” tutur Patria Dwi Hastiadi pada Jurnalis.

 

Sementara itu dikutip dari laman @info_semeru, erupsi masih terus pada Gunung Semeru. Dalam waktu 6 jam, terjadi 2 kali erupsi.

 

“Erupsi pukul 00.50 Wib setinggi 4.276 meter dengan ketinggian abu vulkanik mencapai 13.683 feet (4.276 meter) dan kode warna penerbangan orange,” tulis laman @info_semeru.

 

Laman tersebut juga menambahkan, abu vulkanik erupsi Gunung Semeru berwarna abu mengarah ke Tenggara.

“Aktifitas apapun di sektor Tenggara di sepanjang Besuk Kobokan sejauh 13km dari pusat erupsi dinyatakan terlarang,” tambah informasi pada laman.

Peringatan untuk menghindari sepadan sungai hingga 500 meter juga tetap diberlakukan karena potesi aliran lahar sangat mungkin terjadi.