4 Orang Saksi Diperiksa Polisi Terkait Kematian Santri Asal Banyuwangi, Benarkah?
- Dok.FB Polres Kediri/ VIVA Banyuwangi
Kediri, VIVA Banyuwangi –Sedikitnya 4 orang saksi diamankan polisi guna dimintai keterangan terkait meninggalnya seorang santri di sebuah ponpes di Kediri. 4 orang tersebut diduga juga santri yang dianggap mengetahui kronoligis peristiwa yang dialami Bintang Bilqis Maulana hingga meninggal dunia.
Kebenaran adanya informasi pemeriksaan terhadap 4 orang santri oleh jajaran Polres Kediri tidak sepenuhnya dibantah atau pun dibenarkan Kapolres Kediri, AKBP Bramastyo Priaji.
Terkait identitas seluruh saksi yang diamankan polisi, juga belum diungkap karena masih menjalani pemeriksaan intensi penyidik Kepolisian.
“Benar (masih proses penyelidikan, Red). Perkembangan diinfokan kembali,” ujar Kapolres Kediri AKBP Bramastyo Priaji saat dihubungi Jurnalis.
Kasus dugaan penganiayaan yang dialami Bintang Bilqis Maulana asal Desa Kedunglembu, Kecamatan Glemore, Kabupaten Banyuwangi Jawa Timur mencuat setelah keluarga korban curiga dengan kain kafan korban yang mengeluarkan darah.
“Perwakilan ponpes yang mengantar sempat menolak karena jasad korban sudah disucikan tapi tetap kita buka,” tutur Suyanti ibu Korban.
Dalam kesempatan terpisah, Kepala Seksi Pendidikan Madrasah (Kasi Pendma) Kementrian Agama Kabupaten Kediri, Abdullah Rosyaad membenarkan peristiwa tersebut.
“Kata pihak sekolah, korban katanya sakit lambung. Pihak sekolah juga sudah berupaya membawa ke dokter,” kata Abdullah.
Abdullah juga mengaku sering memberikan arahan agar tidak kekerasan dalam lingkungan Pendidikan bisa dihilangkan.
“Kami sering memberikan arahan (Untuk sekolah atau pondok) untuk menghindari kekerasan di lingkungan Pendidikan. Baik itu kekerasan fisik atau pun verbal,” aku Abdullah.
Kasus ini menarik perhatian publik setelah seorang remaja yang berusia 14 tahun dipulangkan ke rumah orang tuanya sudah menjadi jenasah.
Perwakilan ponpes yang mengantar korban menyebutkan, Bintang Bilqis Maulana meninggal dunia akibat terjadi di kamar mandi.
Sementara itu pihak sekolah, justru menyatakan penyebab kematian korban akibat menderita sakit asam lambung.
Namun pihak keluarga malah menemukan sejumlah luka lebam, jeratan di leher, patah hidung serta bekas sundutan rokok pada jasad korban.
Keluarga korban pun langsung membawa kasus ini ke ranah hukum guna mengungkap penyebab pasti kematian korban.