Inilah Agenda Operasi Trisila III TNI AL di Banyuwangi

Kru KRI melakukan latihan tempur
Sumber :
  • Istimewa/ VIVA Banyuwangi

Banyuwangi, VIVA Banyuwangi –Wilayah Kabupaten Banyuwangi menjadi bagian dalam Operasi Trisila III Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Laut (AL). Serangkaian kegiatan dilakukan di Kabupaten Ujung Timur Pulau Jawa ini.

Kegiatan tersebut berupa kegiatan bakti sosial dalam rangka bakti TNI pada masyarakat luas.

Konservasi lingkungan juga dilakukan sebagai wujud upaya penyelamatan alam sekitar serta meningkatkan kepedulian pada lingkungan.

Pemutaran film terkait edukasi dan informasi terkait TNI AL juga menjadi bagian dalam Operasi Trisila III di Kabupaten Banyuwangi.

"Kita melaksanakan konservasi lingkungan, pelepasan tukik, penanaman mangrove. Pemutaran film edukasi terkait TNI AL juga kita lakukan," ujar Komandan Pangkalan Angkatan Laut (Lanal) Banyuwangi, Letkol Laut (P) Hafidz.

Dalam Operasi Trisila III TNI AL tersebut, 3 KRI akan bertolak ke Surabaya setelah melakukan lego jangkar di pelabuhan Lanal Banyuwangi.

"KRI Ahmad Yani-351, KRI Teluk Ende-517 dan KRI Layang-635 meninggalkan Banyuwangi Senin, 8 Juli 2024," tutur Danlanal Banyuwangi.

Menurut Kepala Satgas Trisila III 2024, Laksamana Pertama TNI Amrin Rosihan Hendrotomo. Ada 4 tugas pokok dalam operasi kali ini.

"Seperti menjaga dan melindungi kepentingan Nasional Indonesia di Laut yang menjadi dasar pemilihan rute wilayah operasi di perbatasan Indonesia sisi selatan," kata Kasatgas Trisila III 2024, Laksamana Pertama TNI Amrin Rosihan Hendrotomo.

Operasi sendiri dimulai dari Surabaya lalu menuju Bondowoso kemudian di Kabupaten Banyuwangi.

"Nanti dilanjut ke Cilacap, Denpasar Bali, Labuan Bajo NTT dan Waingapu," ungkap Komandan Gugus Tempur Laut Koarmada II tersebut.

Selanjutnya operasi menuju Kupang dan Mataram di NTB untuk selanjutnya kembali ke Surabaya lagi.

"Mencegah dan menindak segala pelanggaran hukum di laut menjadi prioritas utama dalam operasi," jelas Laksamana Pertama TNI itu.

Pasukan yang tergabung dalam operasi juga wajib menjaga kemampuan tempur dari unsur Sistem Senjata Armada Terpadu (SSAT).

"Kita membawa pesawat udara, helikopter, marinir dan KRI. Latihan tempur juga kita lakukan dalam perjalanan lintas laut," cerita Amrin Rosihan Hendrotomo.

Dalam operasi yang akan berlangsung selama 37 hari tersebut juga Membina Potensi Maritim (Binpotmar).

Operasi ini melibatkan 577 personil yang terdiri dari kru KRI, awak pesawat, pasukan Marinir serta personil pangkalan.