Harga Tomat Anjlok, Petani Jember Frustasi Bagi-bagi Tomat Gratis

Harga Anjlok, Petani Jember Frustasi Bagi Tomat Gratis
Sumber :
  • Dok. Antara/ VIVA Banyuwangi

Jember, VIVA Banyuwangi –Sebuah pemandangan tak biasa terjadi di depan gedung DPRD Jember. Jumantoro, seorang petani asal Desa Arjasa, bersama petani lainnya, membagikan ratusan kilogram tomat secara gratis kepada warga.

Aksi ini dilakukan sebagai bentuk protes atas anjloknya harga tomat yang membuat mereka merugi.

"Harga tomat saat ini sangat rendah, hanya sekitar Rp200 hingga Rp500 per kilogram. Ini jauh di bawah biaya produksi yang harus kami keluarkan," ungkap Jumantoro dengan nada kecewa.

Harga Tomat Tidak Sebanding Biaya Produksi

Menurut Jumantoro, harga tomat yang anjlok disebabkan oleh panen yang berlimpah.

Sementara itu, permintaan pasar tidak sebanding dengan jumlah produksi.

Akibatnya, banyak petani yang mengalami kerugian besar karena hasil panen mereka tidak laku dengan harga yang layak.

"Kami berharap dengan aksi ini, pemerintah dapat lebih memperhatikan nasib petani," ujar Jumantoro.

"Kami butuh kebijakan yang melindungi petani dari fluktuasi harga yang ekstrem," tambahnya.

Anggota DPRD Turut Prihatin

Aksi protes petani ini mendapat perhatian dari anggota DPRD Jember.

Seorang anggota DPRD, Tabroni, mengakui bahwa masalah anjloknya harga komoditas pertanian, khususnya hortikultura, memang sering terjadi.

"Ini adalah masalah klasik yang dihadapi oleh petani," kata Tabroni.

"Perbedaan antara komoditas pangan seperti beras dan jagung dengan hortikultura seperti tomat terletak pada daya simpannya. Tomat memiliki daya simpan yang sangat singkat, sehingga sulit untuk dilakukan penimbunan," jelasnya.

Harga Komoditas Pertanian Harus Diperhatikan

Tabroni berharap pemerintah daerah dapat mencari solusi untuk mengatasi masalah ini.

"Pemerintah perlu membuat program yang lebih efektif untuk menstabilkan harga komoditas pertanian, terutama hortikultura," ujarnya.

Aksi bagi-bagi tomat gratis yang dilakukan oleh petani Jember menjadi sorotan publik.

Aksi ini menyuarakan keprihatinan petani atas harga tomat yang anjlok dan ketidakadilan yang mereka rasakan.

Pemerintah diharapkan segera mengambil tindakan nyata untuk melindungi petani dan menstabilkan harga komoditas pertanian.