Wongsorejo dan Probolinggo Dalam Bahaya? BMKG Temukan Sesar Aktif Baru
- Dok. BMKG/ VIVA Banyuwangi
Probolinggo, VIVA Banyuwangi –Gempa bumi selalu menjadi ancaman serius bagi wilayah Indonesia, terutama daerah-daerah yang terletak di sepanjang jalur cincin api Pasifik.
Baru-baru ini, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menemukan sebuah sesar aktif baru di perbatasan Kabupaten Probolinggo dan Situbondo, Jawa Timur.
Penemuan ini tentu saja mengundang kekhawatiran akan potensi terjadinya gempa bumi di wilayah tersebut.
Untuk memahami lebih lanjut mengenai karakteristik dan potensi bahaya dari sesar aktif ini, BMKG bersama pemerintah daerah setempat melakukan survei udara secara intensif di Desa Condong, Kecamatan Gading.
"Dengan melakukan pemetaan secara rinci, kita bisa mengetahui karakteristik sesar ini dan memperkirakan potensi gempa yang mungkin terjadi," ujar Plt Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan BMKG, Rahmat Triyono.
Survei Udara untuk Pemetaan Detail
Survei udara yang dilakukan BMKG ini mencakup wilayah yang lebih luas, meliputi Kabupaten Probolinggo, Situbondo, dan Bondowoso.
Kegiatan survei ini akan berlangsung selama beberapa bulan ke depan, mulai dari Agustus hingga Desember 2024.
Beberapa tahap yang akan dilakukan dalam survei ini antara lain akuisisi data udara, pemetaan geologi permukaan, pengukuran geofisika, dan penggalian parit (trenching) untuk mempelajari sejarah gempa bumi.
"Hasil survei ini akan memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai potensi gempa di wilayah tersebut. Kita akan mengetahui seberapa sering gempa terjadi di masa lalu, dan seberapa besar kekuatan gempa yang mungkin terjadi di masa depan," tambah Rahmat.
Potensi Gempa Mencapai Magnitudo 6,0 MMI Berdasarkan hasil pemetaan sementara yang dilakukan pada tahun 2022.
BMKG memperkirakan potensi gempa maksimum di wilayah Probolinggo mencapai magnitudo 5,9 Skala MMI.
3 Daerah dengan potensi magnitudo maksimum:
1. Pasuruan: 6,0 MMI
2. Probolinggo: 5,9 MMI
3. Wongsorejo: 5,7 MMI
Angka ini tentu saja cukup signifikan dan dapat menimbulkan kerusakan yang cukup parah jika terjadi gempa bumi.
Selain BMKG, sejumlah lembaga penelitian lain seperti BRIN dan Badan Geologi juga turut terlibat dalam upaya pemetaan dan penelitian sesar aktif di wilayah Probolinggo.
Hal ini menunjukkan bahwa pemerintah dan para ahli sangat serius dalam upaya mitigasi bencana gempa bumi.
Pentingnya Mitigasi Bencana Penemuan sesar aktif di Probolinggo menjadi pengingat bagi kita semua akan pentingnya mitigasi bencana.
Pemerintah daerah dan masyarakat perlu meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi potensi gempa bumi.
Beberapa upaya yang dapat dilakukan antara lain:
- Membangun infrastruktur tahan gempa:
Bangunan-bangunan penting seperti sekolah, rumah sakit, dan gedung pemerintahan perlu didesain dan dibangun dengan standar tahan gempa.
- Melakukan simulasi evakuasi: Masyarakat perlu dilatih secara rutin untuk melakukan evakuasi saat terjadi gempa bumi.
- Memperkuat sistem peringatan dini: Sistem peringatan dini gempa bumi perlu terus ditingkatkan agar masyarakat memiliki waktu yang cukup untuk menyelamatkan diri.
"Dengan melakukan pemetaan secara rinci, kita bisa mengetahui karakteristik sesar ini dan memperkirakan potensi gempa yang mungkin terjadi," ujar Plt Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan BMKG, Rahmat Triyono.
Penemuan sesar aktif di Probolinggo menjadi alarm bagi kita semua untuk lebih waspada terhadap ancaman gempa bumi.
Dengan upaya mitigasi yang tepat, kita dapat meminimalisir dampak buruk dari bencana alam ini.