Semangat Peringati Kemerdekaan di Tengah Suhu Dingin Ekstrem Gunung Bromo
- Reconstantine Jeneva Carravello/ VIVA Banyuwangi
Pasuruan, VIVA Banyuwangi –Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) Republik Indonesia (RI) yang ke-79, sejumlah remaja di kawasan Gunung Bromo, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, menggelar upacara bendera.
Meski harus menghadapi kondisi alam yang ekstrem, semangat para pelajar dari tingkat SD hingga SMA di wilayah ini tidak surut sedikit pun.
Acara peringatan ini digelar pada Sabtu pagi di Lapangan Ledok, Kecamatan Tosari, Kabupaten Pasuruan.
Upacara Bendera di Dataran Tinggi
Tidak hanya dihadiri oleh pelajar, warga suku Tengger yang merupakan penduduk asli wilayah Gunung Bromo juga tampak turut serta dalam upacara tersebut.
Kehadiran mereka menambah khidmatnya suasana peringatan kemerdekaan di kawasan pegunungan yang terkenal dengan panorama indahnya.
Gunung Bromo, dengan ketinggian sekitar 2.329 meter di atas permukaan laut, dikenal memiliki suhu udara yang dingin, terlebih saat memasuki musim kemarau.
Suhu Bediding Tidak Menyurutkan
Namun, tahun ini, wilayah tersebut mengalami fenomena alam yang disebut Bediding, di mana suhu udara turun drastis hingga mencapai titik ekstrem.
Bahkan, di beberapa wilayah atas Gunung Bromo, embun es terlihat menutupi vegetasi pada pagi hari.
Kondisi ini tidak menyurutkan niat para peserta upacara untuk tetap menggelar acara tersebut.
Hendi Candra Wijaya, Camat Tosari, mengapresiasi semangat para remaja yang tetap berpartisipasi dalam upacara meskipun kondisi alam yang tidak bersahabat.
"Ini adalah bentuk semangat para remaja dalam memperingati pengorbanan para pahlawan. Mereka rela melawan dinginnya cuaca untuk ikut upacara bendera ini," ungkapnya.
Resti Regina, seorang siswi SMP yang ikut dalam upacara, tidak bisa menyembunyikan rasa harunya.
"Saya terharu hingga meneteskan air mata. Suhu dingin tidak menjadi penghalang bagi kami untuk menghormati perjuangan para pahlawan," ujarnya penuh emosi.
Kesungguhan Resti dan peserta lainnya menjadi bukti nyata bahwa semangat kebangsaan tidak bisa dikalahkan oleh kondisi alam yang ekstrem.
Setelah upacara selesai, rangkaian perayaan HUT RI di Gunung Bromo dilanjutkan dengan gerak jalan dan karnaval.
Acara ini diadakan di kampung-kampung sekitar pegunungan dengan rute yang menantang.
Medan yang naik turun dan berkelok-kelok, ditambah dengan suhu yang dingin, tidak mengurangi antusiasme peserta.