Harga dan Produksi Petani Meningkat Petani Kopi Arabika Ijen Tersenyum
- M Romi Syahroni / VIVA Banyuwangi
Ibrahim, ketua Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Sukorejo Makmur juga merasakan manfaat Program Makmur Kopi ini. “Programnya positif, ada peningkatan produktivitas dan harga,” tambah dia. Ibrahim menilai kenaikan harga buah ceri kopi mampu meningkatkan taraf perekonomian para petani kopi anggotanya.
Ketua PMO Kopi Nusantara, Dwi Sutoro mengapresiasi pencapaian kinerja pembinaan Program Makmur Kopi di wilayah Jawa Timur ini. Dwi mengatakan keberhasilan ini akan diperluas di wilayah lainnya. “Sesuai dengan rencana tim kami di Jawa Timur, program pendampingan ini akan diperluas di Kabupaten Bondowoso dan Kabupaten Jember dengan target 2.300 hektar lahan petani rakyat. Kita ingin menyambungkan ekosistem dari hulu ke hilir agar produktivitas dan kualitas meningkat. Kalau kualitas naik, tentu harganya akan naik. Ini yang menjadi concern dari PMO Kopi Nusantara,” tambah Dwi Sutoro yang juga merupakan Direktur Pemasaran PTPN Group.
Keinginan meningkatkan kualitas dan produktivitas kopi, kata dia, untuk menunjang kemampuan Indonesia dalam meningkatkan daya saing kopi Indonesia di pasar global. “Untuk bisa bersaing, tentu produk kita perlu disertifikasi. Di masa yang akan datang, kami juga ingin mendampingi petani untuk melakukan sertifikasi agar bisa mendapatkan harga yang premium,” paparnya. “Kami mengundang kepada para stakeholders untuk berkolaborasi dalam mewujudkan cita - cita ini,” tambah Dwi.
Saat ini, Program Makmur Kopi juga diimplementasikan di berbagai daerah selain Jawa Timur, diantaranya, Jawa Tengah, Jawa Barat, Sumatera Bagian Utara dan Sumatera Bagian Selatan. Sinergi telah dilakukan dengan berbagai stakeholders kunci seperti Perhutani, PTPN Group, Pupuk Indonesia, ID FOOD/PPI, Telkom Indonesia, BRI, BNI, Puslitkoka, Bukit Asam, Jamkrindo, Jasa Raharja, BMKG, SCOPI, SCAI, dan berbagai pihak lainnya termasuk perusahaan swasta.
Program PMO Kopi Nusantara yang diinisiasi oleh Menteri BUMN Erick Thohir ini diharapkan bisa menjadi salah satu solusi dalam upaya meningkatkan produksi kopi nasional agar bisa menjadi 3 besar produsen kopi di dunia.