Hari Badak Sedunia: Perayaan Istimewa di Taman Safari Prigen, Pasuruan

Hari Badak Sedunia: Perayaan Istimewa di Taman Safari Prigen, Pasuruan
Sumber :
  • Reconstantine Jeneva Carravello/ VIVA Banyuwangi

Pasuruan, VIVA Banyuwangi –Perayaan Hari Badak Sedunia yang jatuh setiap tanggal 22 September disambut dengan berbagai cara di seluruh dunia.

Di Indonesia, khususnya di Taman Safari Indonesia 2 (TSI 2) Prigen, Pasuruan, Jawa Timur, perayaan tersebut dilakukan dengan memberi kado istimewa untuk badak berupa tumpeng yang terdiri dari buah dan sayuran.

Kegiatan ini tidak hanya bertujuan merayakan hari istimewa bagi badak, tetapi juga untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya melestarikan satwa yang kini terancam punah.

Para penjaga satwa, atau yang dikenal sebagai keeper, tampak sibuk. Mereka mempersiapkan tumpeng yang dibuat dari buah-buahan dan sayuran segar.

Tumpeng ini dipersembahkan khusus untuk Kifaru, seekor badak berusia 9 tahun yang merupakan penghuni utama di Taman Safari Prigen.

Tumpeng istimewa tersebut langsung disantap oleh Kifaru, yang tampak menikmati setiap gigitan buah dan sayur yang disajikan.

“Tumpeng ini memang sengaja kami persiapkan sebagai bentuk rasa syukur atas kelahiran dan kesehatan Kifaru. Selain itu, kami ingin mengajak masyarakat lebih peduli pada kelestarian badak, yang kini menjadi salah satu satwa langka dan terancam punah,” ungkap Nur Hidayat, Seorang edukator di Taman Safari Prigen.

Tidak hanya untuk badak, perayaan ini juga melibatkan pengunjung yang datang ke taman safari.

Anak-anak diberikan kesempatan untuk berinteraksi langsung dengan badak dengan cara memberikan makanan.

Hal ini bertujuan untuk menumbuhkan kecintaan pada satwa sejak dini, sekaligus memberikan pengalaman edukatif yang menyenangkan bagi anak-anak.

“Senang sekali bisa memberi makan badak. Tadi saya memberikan wortel dan sayur-sayuran. Badaknya lucu, dan ternyata sangat suka makan sayur,” ucap seorang pengunjung, Maura Aisyah dengan antusias.

Badak adalah satwa yang keberadaannya semakin langka. Di Indonesia sendiri, badak bercula satu yang hidup di Taman Nasional Ujung Kulon termasuk ke dalam kategori satwa kritis yang terancam punah.

Hingga saat ini, populasi badak hanya tersisa sekitar 80 ekor di alam liar. Ancaman utama bagi kelangsungan hidup badak adalah perburuan liar dan hilangnya habitat akibat deforestasi.