Kecamatan Wongsorejo Dikenal Daerah Kekurangan Air, ini Penyebab dan Cara Mengatasinya

Rehabilitasi bendung Sodung dan Jaringan DI Bajulmati
Sumber :
  • Anton Heri Laksana/ VIVA Banyuwangi

Banyuwangi, VIVA Banyuwangi –Bagi yang tinggal di Kecamatan Wongsorejo, stigma daerah panas dan minim ketersediaan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari serta pertanian bukanlah hal yang baru.

Beragam faktor yang melekat pada stigma tersebut selama bertahun-tahun membuat beragam upaya dilakukan untuk mengatasinya.

Seperti upaya yang tengah dilakukan sekarangan ini. Daerah Irigasi (DI) Bajulmati dilakukan pengeringan selama hampir dua bulan.

Sungai Mengalami Pendangkalan

Di sebut DI Bajulmati karena aliran sungai yang mengaliri 4 Desa di Kecamatan Wongsorejo tersebut berasal dari Waduk Bajulmati.

Dalam proyek yang Bernama Rehabilitasi Bendung Sodung dan Jaringan DI Bajulmati tersebut, seluruh sedimen di dalam sungai dilakukan pengerukan.

“Pengerukan bertujuan untuk mengangkat material endapan tanah pada dasar sungai yang mulai melakukan pendangkalan,” ujar staf Kontraktor Jaya Etika Beton, Mizar.

Penggunaan Dana Anggaran Besar

Dasar sungai yang telah dibersihkan akan lebih dalam dari sebelumnya lalu dilakukan pengecoran dengan beton.

“Ketika dasar sungai telah dicor, maka arus air akan lebih lancar dari sebelumnya. Diharapkan akan bisa membuat daya jangkaunya lebih jauh,” tutur Mizar. Rabu, 25 September 2024.

Bukan hanya dasar sungai, proyek yang menelan dana Rp 14.071.962.000 tersebut juga akan memperbaiki dinding DI Bajulmati.

Daerah Irigasi Rusak, Petani Rugi

Disilnyalir, dinding sungai mengalami kerusakan yang cukup parah serta rembesan air hampir di sepanjang DI Bajulmati.

Kebocoran dan rembesan inilah yang memicu terjadinya pengurangan debit serta volume air pada DI Bajulmati.

“Jika volume dan debitnya bermasalah, secara tidak langsung petani akan sangat dirugikan karena pasokan air tidak bisa diterima serta digunakan sepenuhnya,” kata Mizar saat dihubungi di ruang kerjanya.

Pelaksanaan Proyek Mundur Sebulan Atas Permintaan Petani

Dalam pelaksanaaan pengerjaan proyek tersebut, pihak kontraktor selalu melakukan koordinasi dan komunikasi dengan Pemerintah Desa dan kalangan petani.

Berdasarkan sosialiasi dan mediasi, seharusnya proyek mulai dikerjakan pada awal bulan Agustus 2024 namun mendapatkan penolakan dari petani.

“Pelaksanaan pengeringan (DI Bajulmati) baru dilakukan di awal bulan September 2024 dan ini mundur 1 bulan dari jadwal yang semestinya,” jelas Mizar pada Banyuwangi.viva.co.id.

Pengerjaan Proyek Sejak 16 April 2024

Langkah tersebut diambil berdasarkan keluhan petani yang mengaku masih membutuhkan pasokan air pada bulan Agustus.

Proyek dengan Rehabilitasi Bendung Sodung dan Jaringan DI Bajulmati ini memiliki nomer kontrak PB.02.01-Am.2/307.

Pengerjaan proyek sendiri berlangsung sejak 16 April 2024 dan akan berakhir di Bulan Desember 2024 dengan menelan dana Rp 14.071.962.000 dari anggaran tahun 2024.

Proyek ini Menguntungkan Petani 4 Desa

Secara keseluruhan, proyek ini berlangsung selama 240 hari kalender untuk waktu pengerjaannya dan 365 hari kalender untuk waktu pemeliharaannya.

Saat ini ratusan petani di Desa Bimorejo, Desa Bajulmati, Desa Sidodadi dan Desa Sumber Kencono, Kecamatan Wongsorejo, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur menggantungkan pasokan air dari Waduk Bajulmati melalui DI Bajulmati.

Pasokan air yang tidak bisa terpenuhi pada 4 Desa tersebut diduga akibat endapan sedimen sungai yang menyebabkan pendangkalan serta kerusakan pada dinding sungai.

Kerusakan DI Bajulmati, Petani Rugi Besar

Perlu secepatnya dilakukan pengerukan dan perbaikan agar kerusakan tersebut tidak semakin parah di masa yang akan datang.

Pengeringan selama 2 bulan tersebut juga diyakini bisa kembali menyehatkan kualitas tanah pertanian akibat terus menerus dilakukan proses penanaman.

Kondisi tanah yang benar-benar mengering juga bisa membuat hasil panen melimpah karena kualitas tanah lebih baik setelah terlalu lama terendam air.