DI Bajulmati Dipenuhi Tumpukan Sampah, Nyamuk Serang Pemukiman Warga

Tumpukan sampah dan genangan air bercampur di depan pasar Bajulmati
Sumber :
  • Anton Heri Laksana/ VIVA Banyuwangi

Banyuwangi, VIVA Banyuwangi –Tumpukan sampah yang berada di Daerah Irigasi (DI) Bajulmati akibat ulah warga yang tidak bertanggung jawab, terus menimbulkan masalah.

Masyarakat kini mulai mengkawatirkan adanya wabah Demam Bedarah Dengue (DBD), Malaria atau gatal-gatal akibat gigitan nyamuk.

Seperti yang dikeluhkan Nurani warga Dusun Galekan, Desa Bajulmati, Kecamatan Wongsorejo, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Jumat, 27 September 2024.

Genangan Air Limbah

Sejak dilakukan pengeringanan pada DI Bajulmati, serangan nyamuk mulai terjadi akibat adanya genangan air yang dijadikan sarang jentik.

Genangan air sendiri berasal dari sisa aliran sungai yang tidak mengalir atau pun genangan akibat masih ada warga yang nekat membuang limbah rumah tangga di aliran sungai.

“Saya biasanya tidak pernah menggunakan obat nyamuk bakar. Kalau pun pakai, mungkin hanya satu lingkaran untuk seluruh rumah saat malam hari,” ujar Nuraini.

Warganet Keluhkan Serangan Nyamuk

Namun sejak terjadi pengeringan pada DI Bajulmati, penggunaan obat nyamuk bakar melebihi dari yang biasa dan sangat mengganggu pernafasan.

“Sekarang siang dan malam selalu nyalain obat nyamuk bakar. Setiap sudut rumah kita pasang. Batuk-batuk pokoknya kalau kelamaan di dalam rumah rumah,” tutur Nuraini pada Banyuwangi.viva.co.id.

Di jagat maya grop FB Kecamatan Wongsorejo, serangan nyamuk juga dikeluhkan warganet yang melebihi kondisi normal.

Warganet: Warga Sakit Akibat Gigitan Nyamuk, Siapa Tanggung Jawab?

“Saya pingin ketemu bapak pimpinan pengambil kebijakan. Ini serangan nyamuk sangat luar biasa,” tulis akun FB An

Banyuwangi, VIVA Banyuwangi –Tumpukan sampah yang berada di Daerah Irigasi (DI) Bajulmati akibat ulah warga yang tidak bertanggung jawab, terus menimbulkan masalah.

Masyarakat kini mulai mengkawatirkan adanya wabah Demam Bedarah Dengue (DBD), Malaria atau gatal-gatal akibat gigitan nyamuk.

Seperti yang dikeluhkan Nurani warga Dusun Galekan, Desa Bajulmati, Kecamatan Wongsorejo, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Jumat, 27 September 2024.

Genangan Air Limbah

Sejak dilakukan pengeringanan pada DI Bajulmati, serangan nyamuk mulai terjadi akibat adanya genangan air yang dijadikan sarang jentik.

Genangan air sendiri berasal dari sisa aliran sungai yang tidak mengalir atau pun genangan akibat masih ada warga yang nekat membuang limbah rumah tangga di aliran sungai.

“Saya biasanya tidak pernah menggunakan obat nyamuk bakar. Kalau pun pakai, mungkin hanya satu lingkaran untuk seluruh rumah saat malam hari,” ujar Nuraini.

Warganet Keluhkan Serangan Nyamuk

Namun sejak terjadi pengeringan pada DI Bajulmati, penggunaan obat nyamuk bakar melebihi dari yang biasa dan sangat mengganggu pernafasan.

“Sekarang siang dan malam selalu nyalain obat nyamuk bakar. Setiap sudut rumah kita pasang. Batuk-batuk pokoknya kalau kelamaan di dalam rumah rumah,” tutur Nuraini pada Banyuwangi.viva.co.id.

Di jagat maya grop FB Kecamatan Wongsorejo, serangan nyamuk juga dikeluhkan warganet yang melebihi kondisi normal.

Warganet: Warga Sakit Akibat Gigitan Nyamuk, Siapa Tanggung Jawab?

“Saya pingin ketemu bapak pimpinan pengambil kebijakan. Ini serangan nyamuk sangat luar biasa,” tulis akun FB An

Warganet juga mengaku dilanda keresahan dampak akibat serangan nyamuk tersebut yang bisa mengganggu Kesehatan warga.

“Malaria kini mengancam warga. Siapa yang akan bertanggung jawab? Ini sangat mengkawatirkan,” kelu

ka **tor.

Sarang Nyamuk di Tumpukan Sampah dan Genangan Air

Sejak pengeringan pada DI Bajulmati tanggal 6 September 2024, kebiasaan warga membuang sampah ke sungai tidak juga berhenti.

Akibatnya tumpukan sampah terlihat mulai menggunung karena sungai dalam kondisi mengering dan tidak mengalir.

Tumpukan sampah yang paling menonjol terlihat di kawasan Pasar Bajulmati dan menjadikan sarang jentik.

Dampak Proyek Rehabilitasi Bendung Sodung dan Jaringan DI Bajulmati

Bau tidak sedap juga dikeluhkan warga terutama yang tinggal di kawasan bantaran serta sepadan DI Bajulmati.

Pengeringan pada DI Bajulmati dilakukan karena adanya proyek Rehabilitasi bendung sodung dan jaringan DI Bajulmati.

Direncanakan pengerjaan proyek akan dipercepat tahapannya agar air segera bisa kembali mengalir pada 15 November 2024.