Realisasi Jembatan Penyebrangan Jawa Bali Mendesak Dibutuhkan?
- Dovalent Vandeva Derico/VIVA Banyuwangi
Banyuwangi, VIVA Banyuwangi – Fenomena kemacetan parah di pelabuhan Penyebrangan Ketapang Gilimanuk bukanlah hal yang baru. Kondisi tersebut acap kali terjadi setiap arus mudik, tahun baru ataupun momentum libur panjang. Realisasi jembatan Penyebrangan Jawa Bali sudah mendesak.
Saat musim arus mudik ataupun liburan panjang, kemacetan arus kendaraan dapat dipastikan terjadi di jalur penyeberangan Ketapang Gilimanuk Kabupaten Banyuwangi.
Terlalu banyaknya volume kendaraan di jalan raya dalam waktu bersamaan, memicu terjadinya penumpukan kendaraan dan menyebabkan kemacetan.
Kondisi cuaca buruk dan ketinggian gelombang yang tidak bersahabat, ikut menghambat jalur penyebrangan barang dan orang dari Pulau Jawa ke Pulau Bali.
Biasanya, jika kondisi tersebut terjadi. Tidak jarang otoritas pelabuhan penyeberangan menggunakan sistem buka tutup penyeberangan Jawa Bali.
"Saat cuaca tidak menentu, pemegang otoritas di penyebrangan akan mengambil langkah untuk menutup penyebrangan demi keselamatan," ujar Ir Sumail Abdullah anggota DPR RI
Saat penutupan terjadi, akan menimbulkan penumpukan kendaraan penumpang dan barang di areal parkir pelabuhan atau di kawasan kantong parkir yang disediakan
"Tapi jika volume kendaraan terlalu banyak, maka seluruh kantong parkir tidak cukup menampung. Akhirnya kemacetan kendaraan akan terjadi seperti sekarang ini," beber Anggota DPR RI dari Fraksi Gerindra pada banyuwangi.vi.co.id
Terganggunya jalur penyebrangan juga menimbulkan dampak ekonomi dan sosial yang cukup besar. Hal inilah yang harus segera dicari solusinya.
"Saat ini saya melihat realisasi jembatan penyebrangan Jawa Bali sudah sangat mendesak. Kami akan mendorong pemerintah untuk segera merealisasi jembatan Jawa Bali," tutur anggota Komisi V DPR RI itu.
Bentang paling pendek adalah, dari Pesisir Pantai Desa Bangsring, Kecamatan Wongsorejo, Banyuwangi, menuju Pesisir Pantai Taman Nasional Bali Barat, Kabupaten Jembrana, Bali
"Transportasi Barang dan Penumpang, diharapkan tidak akan terganggu dengan adanya jembatan tersebut terutama saat arus mudik lebaran, maupun momentum libur panjang," Papar Ir. H. Sumail Abdullah
Jika Terjadi Pro Kontra Pembangunan Jembatan Jawa - Bali Tersebut, bisa dilakukan pertemuan yang melibatkan seluruh komponen agar segera terealisasinya jembatan tersebut
"Walaupun jembatan sudah ada, tetep akan dilakukan penutupan, jika ada perayaan hari raya nyepi, ataupun perayaan besar keagamaan bagi umat hindu di bali" tambah Anggota DPR - RI Dapil Banyuwangi, Situbondo, Bondowoso Itu.
Kemacetan Lalu lintas 2 arah di jalur utama jawa - bali, sudah berlangsung sangat lama, namun hingga saat ini terus berulang dan belum dapat teratasi.