16 Kabupaten Rawan Bencana Alam, BMKG Keluarkan Peringatan Kewaspadaan

Press Release BMKG
Sumber :
  • Dovalent Vandeva Derico/VIVA Banyuwangi

Banyuwangi, VIVA Banyuwangi – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika mengeluarkan peringatan bencana. Sejumlah daerah terancam bencana alam dan patut untuk diwaspadai serta diantisipasi.

Musibah bencana alam tanah longsor di Dusun Sriti Desa Sumberurip Kecamatan Pronojiwo Lumajang, menelan 3 korban jiwa dalam satu keluarga.

Galih Adi Prakasa dan Istrinya Candra Agustina bersama anak mereka Galang Naendra yang baru berusia 4 bulan  tidak bisa menyelamatkan diri saat tanah longsor menimbun kamar mereka. Jumat, 07/07/2023

Di Desa Alasmalang, Kecamatan Singojuruh, Banyuwangi, musibah banjir bandang merusak sejumlah fasilitas milik warga. Malahan sejumlah rumah dilaporkan terendam luapan dari aliran sungai badeng. Jumat, 07/07/2023

Sedangkan di perairan selat Bali penyebrangan Ketapang Gilimanuk, gelombang tinggi juga membuat sejumlah penumpang di KMP Edha harus banyak berdoa karena kapal cukup lama terombang ambing di lautan.

Berdasarkan press release kewaspadaan cuaca Ekstrim akibat gangguan atmosfer yang dibagikan BMKG Stasiun Meteorologi kelas 1 Juanda Sidoarjo, sejumlah wilayah patut diwaspadai.

Waspada berbagai bencana alam mulai dari hujan lebat disertai petir, banjir dan tanah longsor diperkirakan terjadi mulai tanggal 07 - 13 Juli 2023 Mendatang.

Sejumlah warga yang tinggal di kawasan bencana pada daerah:

  1. Kabupaten Ponorogo
  2. Kabupaten Trenggalek
  3. Kabupaten Tulungagung
  4. Kabupaten Kediri
  5. Kabupaten Nganjuk
  6. Kabupaten Jombang
  7. Kota Blitar
  8. Kabupaten Blitar
  9. Kota Malang
  10. Kabupaten Malang
  11. Kota Batu
  12. Kabupaten Pasuruan
  13. Kabupaten Probolinggo
  14. Kabupaten Lumajang
  15. Kabupaten Jember
  16. Kabupaten Banyuwangi

Dihimbau untuk meningkatkan kewaspadaan terutama saat hujan deras mengguyur dalam waktu lama guna mencegah terjadi korban jiwa.

Saat ini wilayah Jawa Timur tengah berada pada musim kemarau dengan pola angin dominan dari arah timur hingga tenggara. 

Namun adanya gangguan pada atmosfer menyebabkan peningkatan potensi terjadinya cuaca ekstrim di beberapa wilayah di Jawa Timur