GEBRAKAN PAGI BERSERI: Inovasi untuk Wujudkan Generasi Sehat

Pagi Berseri: Pagelaran Aksi Bersama Sekolah Sehat Asri
Sumber :
  • Dok. M. Agung Haryono Putra/ VIVA Banyuwangi

Lumajang, VIVA Banyuwangi – Kecamatan Randuagung di Kabupaten Lumajang menghadapi berbagai tantangan dalam mewujudkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), terutama di kalangan anak sekolah. Kondisi infrastruktur yang sulit, tingkat pendidikan yang rendah, dan kondisi sosio-ekonomi yang kurang sejahtera menjadi faktor penghambat.

M. Agung Haryono Putra, bersama tim Puskesmas Randuagung, merespons tantangan ini dengan menciptakan sebuah inovasi bernama "GEBRAKAN PAGI BERSERI (Pagelaran Aksi Bersama Sekolah Sehat Asri)". Program ini dimulai pada tahun 2012 dengan tujuan untuk menanamkan PHBS pada anak sekolah sebagai agen perubahan di lingkungan mereka.

"Dari hasil jajak pendapat Puskesmas Randuagung terkait personal hygiene anak sekolah dasar pada 2011 didapatkan hasil 57,76% tidak menggosok gigi menjelang tidur, 58,76% yang mengkonsumsi sayur dan lauk pauk saat sarapan, 60,37% selalu mencuci tangan memakai sabun, 59,38% membuang sampah sembarangan, dan 48,32% mengantuk saat pelajaran," tutur M. Agung Haryono Putra, pengagas ide pagi berseri.

Salah satu kegiatan unggulan dari "GEBRAKAN PAGI BERSERI" adalah penggunaan media RANGGA BERSERI, yaitu permainan ular tangga raksasa yang dilengkapi dengan kartu dan modul pembelajaran tentang PHBS. Media ini membuat proses belajar menjadi lebih menarik dan interaktif.

"Pertama, satu-satunya inovasi di Indonesia yang mengembangkan metode pembelajaran PHBS dengan mengedepankan auditori, kinestetik, dan visual. Kedua, mendorong anggota keluarga untuk merubah perilaku dengan mencontoh anaknya yang ber-PHBS (role modelling). Ketiga, upaya perbaikan citra positif pendidikan anak Indonesia “Jaman Now” dan menghilangkan efek kecanduan game," jelas Agung.

Dampak dari "GEBRAKAN PAGI BERSERI" sangat signifikan. Beberapa pencapaian yang diraih antara lain, Penurunan angka karies gigi dan demam berdarah pada siswa, Peningkatan tingkat kebugaran dan status gizi siswa, Terbentuknya dokter kecil dan detektif jentik di sekolah, Meningkatnya jumlah sekolah yang menerapkan PHBS., Meningkatnya jumlah desa siaga aktif dan desa ODF.

"Kami berharap program ini dapat menjadi contoh bagi daerah lain dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui pendidikan PHBS di sekolah," pungkas Agung.