Sejarah Terbentuknya Banyuwangi: Dari Kerajaan Blambangan hingga Puputan Bayu

Pantung Gandrung di Pantai Watudodol
Sumber :
  • Dovalent Vandeva Derico/ VIVA Banyuwangi

Sejarah, VIVA Banyuwangi – Banyuwangi, kabupaten yang terletak di ujung timur Pulau Jawa, memiliki sejarah panjang dan kaya yang berakar dari Kerajaan Blambangan. Perjalanan panjang ini diwarnai oleh perjuangan, perlawanan, dan semangat mempertahankan identitas di tengah gempuran kolonialisme.

Kerajaan Blambangan: Cikal Bakal Banyuwangi

Pada abad ke-16, Kerajaan Blambangan berdiri sebagai kerajaan Hindu terakhir di Jawa Timur. Kerajaan ini memiliki wilayah yang luas, meliputi sebagian besar wilayah Banyuwangi saat ini. Blambangan dikenal sebagai kerajaan yang kuat dan mandiri, dengan pelabuhan-pelabuhan penting yang menjadi pusat perdagangan.

Masa Penjajahan dan Perlawanan

Pada abad ke-17, VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie) mulai memperluas pengaruhnya di Nusantara. Kerajaan Blambangan, dengan kekayaan sumber daya alam dan posisi strategisnya, menjadi incaran VOC. Namun, rakyat Blambangan tidak menyerah begitu saja. Mereka melakukan perlawanan sengit terhadap VOC, dipimpin oleh raja-raja pemberani seperti Pangeran Tawang Alun dan Pangeran Jagapati.

Perang Puputan Bayu: Tonggak Sejarah Banyuwangi

Puncak perlawanan rakyat Blambangan terhadap VOC terjadi pada 18 Desember 1771, yang dikenal sebagai Perang Puputan Bayu. Perang ini merupakan pertempuran habis-habisan antara pasukan Blambangan dan VOC. Meskipun kalah dalam hal persenjataan dan jumlah pasukan, rakyat Blambangan berjuang dengan gagah berani hingga titik darah penghabisan.

Perang Puputan Bayu menandai berakhirnya Kerajaan Blambangan dan awal dari era baru di wilayah tersebut. VOC kemudian menguasai wilayah Blambangan dan menjadikannya bagian dari wilayah kekuasaannya.

Lahirnya Banyuwangi

Setelah Perang Puputan Bayu, VOC membangun sebuah benteng di wilayah tersebut yang diberi nama "Utrecht". Namun, nama ini tidak bertahan lama. Menurut cerita rakyat, nama "Banyuwangi" berasal dari peristiwa ketika Patih Sidopekso, seorang pejabat kerajaan, berhasil membersihkan sungai yang tercemar dan membuatnya kembali harum. Sejak saat itu, wilayah tersebut dikenal sebagai "Banyuwangi" yang berarti "air wangi".

Banyuwangi di Masa Kolonial dan Kemerdekaan

Selama masa penjajahan Belanda, Banyuwangi menjadi bagian dari wilayah Hindia Belanda. Setelah Indonesia merdeka pada tahun 1945, Banyuwangi resmi menjadi bagian dari Republik Indonesia.

Banyuwangi Kini

Kini, Banyuwangi telah berkembang menjadi kabupaten yang maju dengan potensi wisata yang luar biasa. Keindahan alamnya, seperti Kawah Ijen, Pantai Plengkung, dan Taman Nasional Baluran, menarik wisatawan dari seluruh dunia. Selain itu, Banyuwangi juga kaya akan budaya dan tradisi, seperti Seblang Olehsari, Kebo-keboan, dan Gandrung.

Sejarah terbentuknya Banyuwangi adalah kisah panjang tentang perjuangan, perlawanan, dan semangat mempertahankan identitas. Dari kejayaan Kerajaan Blambangan hingga Perang Puputan Bayu yang heroik, sejarah Banyuwangi mengajarkan kita tentang pentingnya menghargai warisan leluhur dan terus berjuang untuk masa depan yang lebih baik.