Warisan Budaya Situbondo: Tradisi Unik yang Mengakar Kuat

Tradisi Ojhung di Situbondo. Senin (25/10/2022)
Sumber :
  • ANTARA

Sejarah, VIVA Banyuwangi – Situbondo, kabupaten yang terletak di pesisir utara Jawa Timur, menyimpan kekayaan budaya yang tak kalah menarik dibandingkan keindahan alamnya. Masyarakat Situbondo, dengan beragam latar belakang etnis dan budaya, melestarikan berbagai tradisi unik yang diwariskan secara turun-temurun. Tradisi-tradisi ini menjadi bagian penting dari identitas mereka dan terus dijaga hingga kini. Mari kita telusuri beberapa tradisi unik yang mengakar di Situbondo.

1. Ojhung

Ojhung adalah tradisi adu ketangkasan menggunakan rotan yang dimainkan oleh dua orang. Tradisi ini biasanya diadakan saat musim kemarau sebagai bentuk permohonan kepada Tuhan agar segera menurunkan hujan. Ojhung tidak hanya sekadar permainan, tetapi juga mengandung nilai-nilai sportivitas, keberanian, dan persaudaraan.

2. Petik Laut

Petik Laut adalah ritual adat yang dilakukan oleh masyarakat nelayan di Situbondo sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan atas hasil laut yang melimpah. Dalam ritual ini, nelayan menghias perahu mereka dengan berbagai ornamen dan bunga, kemudian berlayar ke tengah laut untuk melarung sesaji. Petik Laut menjadi momen penting bagi masyarakat nelayan untuk mempererat tali silaturahmi dan memohon keselamatan dalam mencari nafkah di laut.

3. Singo Ulung

Singo Ulung adalah tarian tradisional yang menggambarkan perjuangan seorang ksatria melawan raksasa. Tarian ini biasanya ditampilkan dalam acara-acara penting seperti pernikahan, khitanan, atau perayaan hari besar. Penari Singo Ulung mengenakan kostum yang megah dan menari dengan gerakan yang dinamis, diiringi musik tradisional yang khas.

4. Arebbe

Arebbe adalah tradisi ziarah kubur yang dilakukan oleh masyarakat Situbondo pada bulan Syawal. Dalam tradisi ini, mereka mengunjungi makam leluhur dan keluarga yang telah meninggal dunia, membersihkan makam, berdoa, dan menaburkan bunga. Arebbe menjadi momen penting bagi masyarakat Situbondo untuk mengenang jasa para leluhur dan mempererat tali persaudaraan.

5. Macapat

Macapat adalah seni tembang Jawa yang masih dilestarikan oleh masyarakat Situbondo, terutama di kalangan masyarakat Pendalungan. Macapat biasanya dinyanyikan dalam acara-acara adat, seperti pernikahan, khitanan, atau selamatan. Tembang-tembang Macapat mengandung nilai-nilai luhur dan pesan moral yang bermanfaat bagi kehidupan.

6. Tari Landhung

Tari Landhung adalah tarian tradisional yang menggambarkan kehidupan sehari-hari masyarakat Situbondo, terutama aktivitas bertani dan berkebun. Tarian ini biasanya ditampilkan dalam acara-acara hiburan atau festival budaya. Penari Landhung mengenakan kostum khas petani dan menari dengan gerakan yang sederhana namun penuh makna.

7. Upacara Adat Nyadran

Upacara Adat Nyadran adalah ritual yang dilakukan oleh masyarakat Situbondo pada bulan Ruwah (Sya'ban) sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur dan memohon keselamatan serta keberkahan. Dalam ritual ini, mereka membersihkan makam leluhur, berdoa bersama, dan makan bersama. Nyadran menjadi momen penting bagi masyarakat Situbondo untuk mempererat tali persaudaraan dan menjaga tradisi leluhur.

Tradisi-tradisi di atas hanyalah sebagian kecil dari kekayaan budaya Situbondo. Masyarakat Situbondo terus berupaya melestarikan warisan leluhur mereka, menjaga agar tradisi-tradisi tersebut tetap hidup dan menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas mereka. Dengan demikian, Situbondo tidak hanya menjadi destinasi wisata alam yang menarik, tetapi juga tujuan wisata budaya yang kaya akan nilai-nilai luhur.