Pasir Berbisik, Ombak Berdendang, Mengungkap Misteri dan Keajaiban Pantai SBB Labuhan Haji Aceh

Pasir Berbisik, Ombak Berdendang Mengungkap Misteri
Sumber :
  • time sumut

Wisata, VIVA BanyuwangiPantai SBB di Kecamatan Labuhan Haji, Kabupaten Aceh Selatan, Aceh, menjadi perbincangan hangat di media sosial.

Keindahannya yang eksotis dengan hamparan pasir putih, air laut jernih, dan barisan pohon cemara yang menawan menjadi daya tarik utama.

Namun, di balik keindahannya, tersimpan pula sejarah, legenda, dan mitos yang menambah daya pikat pantai ini.

Asal Usul Nama yang Unik

Nama "SBB" sendiri memiliki cerita tersendiri. Konon, SBB merupakan singkatan dari "Sawang Biduk Baruak" yang berarti "melihat perahu rusak".

Menurut cerita masyarakat setempat, dahulu kala terdapat perahu besar yang terdampar dan rusak di pantai ini.

Namun, ada pula versi lain yang mengatakan SBB adalah singkatan dari "Sawang Bakau Berarak" yang merujuk pada barisan pohon bakau yang tumbuh di sekitar pantai.

Menyelami Jejak Sejarah di Pantai SBB

Pantai SBB bukan hanya sekedar destinasi wisata. Kawasan ini juga menyimpan jejak sejarah penting.

Pada masa Kesultanan Aceh Darussalam, Pantai SBB menjadi salah satu pelabuhan penting yang menghubungkan Aceh dengan dunia luar.

Bahkan, konon, pantai ini pernah disinggahi oleh para pedagang dari Arab, Persia, dan India yang membawa berbagai komoditas seperti rempah-rempah, kain sutra, dan keramik.

Mitos dan Legenda yang Menyelimuti Pantai SBB

Seperti kebanyakan tempat di Indonesia, Pantai SBB juga dihiasi dengan berbagai mitos dan legenda yang berkembang dari generasi ke generasi.

Salah satu mitos yang paling populer adalah keberadaan "putroe ijo", sosok perempuan cantik berbaju hijau yang diyakini sebagai penunggu pantai ini.

"Putroe ijo" dipercaya sering menampakkan diri kepada para pengunjung yang berbuat tidak sopan atau merusak lingkungan pantai.

Selain "putroe ijo", terdapat juga legenda tentang batu besar yang terletak di tepi pantai.

Masyarakat setempat percaya bahwa batu tersebut merupakan jelmaan seorang raksasa yang dikutuk menjadi batu karena mengganggu ketentraman penduduk.

Hingga kini, batu tersebut masih dikeramatkan oleh sebagian masyarakat.

Tradisi dan Ritual Masyarakat Setempat

Masyarakat di sekitar Pantai SBB masih memegang teguh tradisi dan ritual adat yang berkaitan dengan laut.

Adalah tradisi "kenduri laot" yang digelar setiap tahun sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan atas hasil laut yang melimpah.

Dalam kenduri laot, masyarakat akan berkumpul di pantai, berdoa bersama, dan melarung sesaji ke laut.

Pesona Pantai SBB yang Memikat Hati

Terlepas dari sejarah, mitos, dan legenda yang menyelimuti Pantai SBB, keindahan alamnya tetap menjadi daya tarik utama.

Hamparan pasir putih yang lembut, air laut yang jernih, dan ombak yang tenang menciptakan suasana damai dan menenangkan.

Pengunjung dapat menikmati berbagai aktivitas seperti berenang, bermain pasir, berjemur, atau sekedar bersantai menikmati panorama alam yang memukau.

"Pantai SBB ini memiliki aura yang berbeda. Selain pemandangannya yang indah, cerita-cerita mistis di sini juga membuat saya penasaran," ujar Rini, seorang wisatawan asal Medan.

 

Pantai SBB di Kecamatan Labuhan Haji, Kabupaten Aceh Selatan, Aceh, menjadi perbincangan hangat di media sosial.

Keindahannya yang eksotis dengan hamparan pasir putih, air laut jernih, dan barisan pohon cemara yang menawan menjadi daya tarik utama.

Namun, di balik keindahannya, tersimpan pula sejarah, legenda, dan mitos yang menambah daya pikat pantai ini.

 

 

Selain "putroe ijo", terdapat juga legenda tentang batu besar yang terletak di tepi pantai.

Masyarakat setempat percaya bahwa batu tersebut merupakan jelmaan seorang raksasa yang dikutuk menjadi batu karena mengganggu ketentraman penduduk.

Hingga kini, batu tersebut masih dikeramatkan oleh sebagian masyarakat.

 

Fasilitas dan Akses Menuju Pantai SBB

Untuk menunjang kenyamanan pengunjung, Pantai SBB telah dilengkapi dengan berbagai fasilitas seperti area parkir, mushola, toilet, warung makan, dan penginapan.

Akses menuju pantai ini juga terbilang mudah. Dari pusat kota Tapaktuan, ibukota Kabupaten Aceh Selatan, Anda dapat menggunakan kendaraan roda dua atau roda empat dengan waktu tempuh sekitar 1 jam.

Tiket Masuk dan Jam Operasional

Untuk menikmati keindahan Pantai SBB, Anda hanya perlu membayar tiket masuk sebesar Rp 5.000 per orang. Pantai ini buka setiap hari selama 24 jam.