Menggali Khazanah Peradaban Islam di Museum Samudra Pasai: Jejak Kejayaan Kerajaan Maritim Nusantara

Menggali Khazanah Peradaban Islam di Museum Samudra Pasai
Sumber :
  • museum

Wisata, VIVA Banyuwangi –Museum bukan hanya tempat menyimpan benda-benda kuno, tetapi juga cermin yang merefleksikan identitas dan kejayaan masa lalu.

Museum Samudra Pasai di Aceh Utara, Provinsi Aceh, adalah pintu gerbang untuk menjelajahi kejayaan kerajaan Islam pertama di Nusantara.

Museum ini menyimpan berbagai artefak berharga yang menjadi saksi bisu dari kegemilangan Kerajaan Samudra Pasai pada abad ke-13 hingga ke-16 Masehi.

Museum Samudra Pasai terletak di Desa Beuringen, Kecamatan Samudera, Kabupaten Aceh Utara, Provinsi Aceh.

Lokasinya yang strategis, sekitar 5 kilometer dari pusat perdagangan di kota Geudong, memudahkan akses bagi para pengunjung.

Akses menuju Museum

- Melalui Jalan Nasional Banda Aceh-Medan: Museum dapat dicapai dengan mudah melalui Jalan Nasional Banda Aceh-Medan.

- Melalui Jalan Malikussaleh: Alternatif lain adalah melalui Jalan Malikussaleh.

Koleksi dan Pameran

Museum ini memiliki koleksi sekitar 250 benda bersejarah dari masa Kerajaan Samudra Pasai.

Beberapa koleksi unggulan yang dipamerkan antara lain:

- Nisan Malikussaleh: Nisan Sultan pertama Samudra Pasai, Malikussaleh, merupakan salah satu koleksi terpenting museum ini.

Nisan ini terbuat dari batu pasir dan memiliki ukiran kaligrafi Arab yang indah.

- Mata Uang Dirham: Koin-koin dirham emas dan perak yang menjadi alat tukar pada masa Kerajaan Samudra Pasai.

Koin-koin ini menjadi bukti kemakmuran ekonomi kerajaan maritim tersebut.

- Keramik Asing: Berbagai keramik asing, terutama dari Cina, yang ditemukan di situs-situs arkeologi di sekitar Samudra Pasai.

Keramik-keramik ini menunjukkan adanya jalur perdagangan internasional yang ramai pada masa itu.

- Manuskrip Kuno: Manuskrip kuno yang berisi catatan sejarah, hukum, dan agama dari masa Kerajaan Samudra Pasai.

Manuskrip-manuskrip ini memberikan wawasan berharga tentang kehidupan masyarakat pada masa itu.

- Replika Makam Malikussaleh: Museum ini juga menampilkan replika makam Malikussaleh yang memberikan gambaran tentang arsitektur makam pada zaman kerajaan.

Potensi Museum Samudra Pasai

Museum Samudra Pasai memiliki potensi besar untuk menjadi destinasi wisata sejarah dan edukasi unggulan di Aceh.

Beberapa potensi yang dimiliki museum ini antara lain:

- Mengedukasi masyarakat tentang sejarah Kerajaan Samudra Pasai: Museum ini berperan penting dalam melestarikan dan menyebarluaskan pengetahuan tentang sejarah kerajaan Islam pertama di Indonesia.

- Menarik minat wisatawan: Keunikan koleksi dan nilai sejarah yang tinggi menjadikan museum ini daya tarik tersendiri bagi wisatawan domestik maupun mancanegara.

- Mengembangkan potensi ekonomi lokal: Keberadaan museum dapat mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat sekitar melalui sektor pariwisata.

- Memperkuat identitas budaya Aceh: Museum ini menjadi simbol kebanggaan masyarakat Aceh atas warisan sejarah dan budaya mereka.

Upaya Pengembangan Museum

Pemerintah Kabupaten Aceh Utara terus berupaya mengembangkan Museum Samudra Pasai agar semakin menarik dan informatif.

Beberapa upaya yang telah dilakukan antara lain:

- Meningkatkan kualitas pameran: Melakukan pembaruan dan penataan koleksi agar lebih menarik dan informatif.

- Menyediakan fasilitas pendukung: Menyediakan fasilitas seperti ruang audio visual, perpustakaan, dan toko suvenir untuk meningkatkan kenyamanan pengunjung.

- Menerapkan teknologi digital: Memanfaatkan teknologi digital, seperti tur virtual dan aplikasi mobile, untuk memperkaya pengalaman pengunjung.

- Menjalin kerjasama dengan berbagai pihak: Bekerja sama dengan instansi pemerintah, akademisi, dan komunitas untuk mengembangkan program edukasi dan penelitian.

Menelusuri Jejak Peradaban, Menginspirasi Generasi Mendatang

Museum Samudra Pasai bukan hanya sekadar tempat menyimpan artefak, tetapi juga ruang untuk belajar, merenung, dan menumbuhkan rasa cinta terhadap sejarah.

Dengan mengunjungi museum ini, kita dapat menelusuri jejak peradaban masa lalu, memahami dinamika perkembangan Islam di Nusantara, dan mengambil inspirasi dari kejayaan Kerajaan Samudra Pasai.