Indonesia Darurat TBC 15 Orang Meninggal Setiap Jam, Ini Langkah Nyata Menuju Eliminasi 2030
- https://www.pexels.com/id-id/foto/rasa-sakit-kacamata-kemeja-kotak-kotak-batuk-11501479/
Kesehatan, VIVA Banyuwangi –Tuberkulosis atau TBC, penyakit menular yang seringkali dianggap penyakit masa lalu, kini kembali menjadi ancaman nyata bagi kesehatan masyarakat Indonesia. Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO), Indonesia menempati peringkat kedua dunia dalam jumlah kasus TBC setelah India, dengan 1.060.000 kasus baru dan 134.000 kematian per tahun, atau setara dengan 15 kematian setiap jam.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI bersama organisasi Indonesia Muda Untuk Tuberkulosis dan Otsuka Group meluncurkan kampanye masif dalam rangka Hari Anak Nasional 2024. Kampanye ini menyoroti pentingnya deteksi dini dan edukasi masyarakat tentang TBC, khususnya bagi anak-anak dan remaja yang menjadi kelompok paling rentan terpapar penyakit ini.
“Anak-anak, terutama yang berusia di bawah lima tahun, memiliki sistem kekebalan tubuh yang belum matang. Itu sebabnya, mereka sangat rentan terhadap infeksi TBC,” ujar dr. Yudhi Pramono, MARS, Plt. Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes RI, dikutip dari laman Promkes Kemenkes.
TBC: Bukan Sekadar Batuk
TBC bukanlah batuk biasa. Gejalanya meliputi batuk lebih dari dua minggu, sering disertai dahak atau darah, demam, keringat malam, nyeri dada, hingga penurunan berat badan drastis. Bila tidak segera ditangani, TBC dapat merusak paru-paru dan menyebar ke organ lain seperti tulang belakang, ginjal, bahkan otak.
Yang lebih mengkhawatirkan, TBC juga menjadi ancaman serius bagi pengidap HIV/AIDS karena sistem imun mereka sudah terganggu. Studi WHO mencatat, pasien HIV memiliki kemungkinan 15–21 kali lebih besar untuk mengembangkan TBC aktif dibandingkan populasi umum.