Studi Ghibli Bukan Sekedar Animasi, Melainkan Sebuah Identitas Hayao Miyazaki
- https://pin.it/72J4IXrKx
Anime, VIVA Banyuwangi –Hayao Miyazaki, seorang maestro di balik berdirinya Studio Ghibli, tidak hanya dikenal karena kejeniusannya dalam menciptakan dunia animasi yang memukau, tetapi juga karena kedalaman filosofis yang tersemat dalam setiap karyanya.
Miyazaki seringkali memilih petualangan anak-anak sebagai narasi sentral, sebuah representasi ketulusan hati yang menurutnya mampu menyampaikan pesan-pesan yang mendalam dan filosofis.
Lahir di Tokyo pada tahun 1941, masa kecil Miyazaki diwarnai oleh bayang-bayang Perang Dunia II. Ayahnya bekerja di perusahaan keluarga yang memproduksi komponen pesawat tempur, sebuah fakta yang menciptakan dualitas dalam diri Miyazaki.
Di satu sisi, ia memiliki ketertarikan yang besar pada pesawat terbang, namun di sisi lain, ia merasa malu atas keterlibatan keluarganya dalam produksi mesin perang. Hubungannya dengan sang ayah pun terbilang rumit, di mana ia melihat ayahnya sebagai sosok yang kurang hadir dan bertanggung jawab, terutama dalam konteks produksi alat-alat perang.
Pengalaman masa kecilnya, termasuk trauma akibat pemboman Utsunomiya dan perjuangan ibunya melawan penyakit, turut mewarnai tema-tema dalam film-filmnya.
Salah satu ciri khas karya Miyazaki adalah representasi karakter perempuan yang kuat, berani, dan mandiri. Ia memiliki visi untuk menggambarkan perempuan sebagaimana adanya, dengan prinsip yang teguh, keberanian, dan kecerdasan yang mereka miliki.
Lebih jauh lagi, Miyazaki menolak pandangan yang memisahkan manusia dari alam. Baginya, manusia adalah bagian integral dari ekosistem spiritual, dan tindakan merusak alam sama halnya dengan menghancurkan jiwa manusia itu sendiri.