Sejarah Nasi Liwet, Hidangan Tradisional Penuh Makna dan Filosofi
- https://www.djampijawi.com/blogs/nasi-liwet-solo-sajian-tradisional-yang-menggoyang-lidah
Kuliner Tradisional, VIVA Banyuwangi –Jika kamu sering mampir ke Solo, kamu pastinya sudah harus mencoba nasi liwet yang rasanya khas ini. Merupakan hidangan tradisional yang sangat popular di kota yang asri itu. Makanan ini bukan hanya sekadar sajian lezat, melainkan juga bagian penting dari budaya dan tradisi masyarakat setempat.
Asal-Usul Nasi Liwet
Nasi liwet berasal dari daerah Solo dan telah dikenal sejak zaman Kerajaan Mataram Islam. Pada masa itu, nasi liwet sering disajikan dalam acara-acara penting seperti kenduri, selamatan, hingga tradisi keagamaan. Berbeda dengan nasi putih biasa, nasi liwet dimasak dengan santan dan bumbu rempah seperti daun salam dan serai, menghasilkan rasa gurih yang khas dan aroma yang menggoda.
Pada awalnya, nasi liwet adalah hidangan rakyat jelata. Para petani Solo biasa memasaknya di pagi hari sebelum pergi ke sawah. Mereka memasak nasi bersama santan dan bumbu sederhana untuk mendapatkan makanan yang lezat, bergizi, dan tahan lama. Seiring waktu, nasi liwet berkembang menjadi sajian istimewa yang juga dinikmati di lingkungan bangsawan.
Jika melihat sejarah, nasi liwet solo yang kita nikmati saat ini sudah tertulis proses pembuatannya di dalam Serat Centhini. Serat Centhini adalah karya sastra Jawa yang di dalamnya terdapat informasi mengenai sejarah Jawa, ilmu pendidikan, arsitektur, ilmu alam, filsafat, agama, makanan, adat istiadat, dan lain-lain. Gaya penyampaiannya sendiri berbentuk tembang atau suluk. Penulisannya dikelompokkan menurut jenis tembangnya. Hal ini dimaksudkan agar ilmu pengetahuan serta kebudayaan Jawa tidak punah. Nasi liwet solo sendiri ada di dalam tulisannya pada 1819 M.
Ciri Khas Nasi Liwet Solo
Nasi liwet disajikan dengan beragam lauk pauk, seperti ayam suwir, telur pindang, opor, sambal goreng labu siam, dan areh — semacam saus kental dari santan. Penyajian tradisionalnya menggunakan daun pisang sebagai alas, menambah keharuman alami pada hidangan ini.