8 Trik Jitu Bikin Anak Super Bertanggung Jawab, No. 5 Bikin Orangtua Terkejut!

ilustrasi mengajari anak bertanggung jawab
Sumber :
  • https://unsplash.com/photos/a-woman-and-a-child-sitting-at-a-kitchen-table-BdHthauUxlQ

Parenting, VIVA Banyuwangi –Membesarkan anak dengan rasa tanggung jawab yang kuat bukanlah tugas mudah di era serba instan ini. Namun, jangan khawatir! Dengan pendekatan kreatif dan konsisten, Kamu bisa menanamkan nilai tanggung jawab yang menjadi bekal berharga bagi anak. Berikut delapan cara jitu yang bisa kamu terapkan mulai hari ini!

1. Sistem Tanggung Jawab Bertingkat Sesuai Usia

Ayah Bukan Figuran! 5 Bukti Nyata Ayah Berperan Besar dalam Kesehatan Psikologis Anak

Berikan anak tanggung jawab yang sesuai dengan usianya. Mulailah dengan tugas sederhana untuk si kecil usia 2-3 tahun seperti membereskan mainan. Tingkatkan kesulitan seiring bertambahnya usia: merapikan tempat tidur (4-5 tahun), memberi makan hewan peliharaan (6-7 tahun), mencuci piring sendiri (8-10 tahun), hingga mencuci pakaian dan mengatur jadwal belajar (11+ tahun). Tips tambahan Buat Tangga Tanggung Jawab visual di dinding rumah agar anak bisa melihat perkembangannya!

2. Job Chart Interaktif yang Bikin Ketagihan

Anak-anak menyukai hal visual dan interaktif. Buat papan magnet dengan gambar tugas yang bisa dipindahkan dari kolom "Belum" ke "Sudah" atau kartu tugas berwarna-warni yang ditempel setelah diselesaikan. Alternatif lain adalah "Pohon Tanggung Jawab" di mana anak menambahkan daun atau buah setiap kali menyelesaikan tugas. Libatkan anak dalam pembuatan job chart sesuai minat mereka!

3. Natural Consequences yang Lebih Efektif dari Hukuman

Anak Sering Dimarahi? Ini 7 Cara Jitu Pulihkan Mentalnya agar Kembali Ceria!

Alih-alih memberikan hukuman, biarkan anak mengalami konsekuensi alami dari tindakannya. Jika lupa mengerjakan PR, biarkan ia menjelaskan sendiri kepada guru. Jika tidak merapikan mainan, mainan yang berserakan bisa "istirahat" dalam kotak khusus selama beberapa hari. Diskusikan konsekuensi ini sebelumnya dalam keadaan tenang, bukan sebagai ancaman saat anak melakukan kesalahan.

Halaman Selanjutnya
img_title