Jelajahi Kekayaan Tari Daerah, 10 Tarian Ikonik Jawa Timur yang Sering Dipertunjukan

Budaya, VIVA Banyuwangi – Menginjakkan kaki di Jawa Timur tak hanya menyuguhkan lanskap alam yang memesona, tetapi juga kekayaan seni dan budaya yang luhur. Salah satu manifestasi keindahan tersebut terwujud dalam beragam tarian tradisional yang memikat. Tarian-tarian ini bukan sekadar gerakan tubuh, melainkan narasi sejarah, kepercayaan, dan kehidupan sosial masyarakat setempat. Mari kita telaah 10 jenis tarian Jawa Timur yang kerap memukau panggung pertunjukan:

1. Reog Ponorogo: Simbol Kekuatan dan Keberanian

Identik dengan topeng kepala singa raksasa berhiaskan bulu merak yang megah, Reog Ponorogo adalah mahakarya seni pertunjukan dari Kabupaten Ponorogo. Topeng seberat puluhan kilogram ini secara unik dikendalikan hanya dengan kekuatan gigitan sang penari.

Biasanya dipentaskan pada malam 1 Suro dan malam purnama, Reog juga memeriahkan acara adat serta perhelatan pernikahan. Diperankan oleh 10 hingga 17 orang, tarian ini menyimpan beragam interpretasi, mulai dari kisah peperangan antara Raden Katong dan Ki Ageng Kutu, hingga legenda epik Singa Barong.

2. Jejer Gandrung Banyuwangi: Ekspresi Syukur Pasca Panen

Mengalun indah dari Bumi Blambangan, Tari Jejer Gandrung adalah representasi rasa syukur masyarakat Banyuwangi setelah musim panen tiba. Tarian ini menjadi suguhan istimewa dalam berbagai acara, mulai dari pernikahan adat, upacara pethik laut, khitanan, hingga perayaan kemerdekaan.

Penari Jejer Gandrung tampil anggun dalam balutan busana beludru hitam berornamen keemasan, dilengkapi selendang dan kipas. Selain sebagai ungkapan syukur, tarian ini juga berfungsi sebagai penyambutan tamu kehormatan, baik dalam acara formal maupun informal, diiringi alunan musik gamelan, kendang, biola, dan kluncing yang khas.

Halaman Selanjutnya

3. Thengul Bojonegoro: Humor dalam Gerak Mendunia