5 Fakta Mengejutkan Tradisi Kawin Tangkap di Sumba yang Bikin Kamu Tercengang!
- https://unsplash.com/photos/white-steel-wire-on-brown-wooden-stick-7BXl_CqQRaY
Budaya, VIVA Banyuwangi – Video yang memperlihatkan seorang perempuan berusia 20 tahun ditangkap paksa oleh sekelompok pria dan dibawa kabur dengan mobil pikap di Sumba sempat viral dan menggegerkan netizen Indonesia. Kasus tersebut memaksa kita untuk menengok lebih dalam tentang tradisi kontroversial yang masih dipraktikkan di Sumba, Nusa Tenggara Timur.
Meski diklaim sebagai tradisi, pejabat pemerintah menegaskan bahwa kasus viral tersebut bukanlah tradisi kawin tangkap yang sebenarnya, melainkan kasus penculikan dan kekerasan terhadap perempuan. Lalu, bagaimana sebenarnya tradisi kawin tangkap atau piti rambang yang asli? Yuk, simak 5 fakta mencengangkan tentang tradisi yang membelah masyarakat ini!
1. Awalnya Hanya untuk Keluarga Sultan dan Bangsawan
Siapa sangka, tradisi kawin tangkap yang dikenal dengan istilah keketa mawinne ini dulunya eksklusif untuk kalangan atas! Tradisi ini berkembang di keluarga kaya dan berstatus sosial tinggi karena terkait dengan mahalnya mahar (belis) yang harus dibayar pihak laki-laki.
Kawin tangkap menjadi solusi pintas bagi keluarga kaya yang ingin menghindari prosesi peminangan formal yang rumit dan mahal. Ironisnya, yang awalnya menjadi privilege kelas elite, kini justru sering disalahgunaan dan merugikan perempuan dari berbagai lapisan masyarakat.
2. Ada Skenario Penculikan yang Direncanakan Matang
Jangan bayangkan kawin tangkap seperti adegan film action! Proses ini sebenarnya melibatkan perencanaan matang layaknya operasi rahasia. Dimulai dari menentukan target perempuan, menyiapkan mahar, hingga memilih lokasi penangkapan di tempat strategis seperti pasar.