Macam Adat Jawa, Cerminan Jiwa Masyarakat yang Istimewa
- https://www.pexels.com/id-id/foto/pria-laki-laki-lelaki-orang-orang-13529791/
Budaya, VIVA Banyuwangi – Zaman digital melesat begitu cepat, ponsel bergetar lebih cepat daripada banyak orang bisa bernafas. Meski layar dan wifi mengelilingi kita, Jawa tetap berjuang membawa lagu-lagu tua ke telinga yang cenderung lebih memilih streaming.
Upacara adat di pulau ini acap kali disangka museum hidup, tetapi sejatinya ia adalah napas yang terus mungguh dari satu generasi ke yang lain. Mari kita samakan langkah ke beberapa ritual itu dan lihat bagaimana jiwa masyarakat Jawa bercahaya meski smartphone bersinar jauh lebih terang.
1. Sekaten, Peringatan Kelahiran Nabi yang Meriah
Sekaten muncul dalam ingatan dengan deru gamelan Kyai Gunturmadu yang seolah berdiri di dalam dada. Tonggak perayaan ini sinkretis: ia merayakan lahirnya Nabi Muhammad SAW sambil menghidangkan jamuan dari kerajaan yang dibangun Wali Sanga. Rangkaian acaranya disekap oleh dua gunungan yang penuh beraneka rupa pertanian, dan orang berdesak-desakan bakal rebutan dengan sia-sia demi potong kecil saja.
Keberuntungan dan kesatuan rakyat menjadi pesan tersembunyi di balik hiruk pikuk itu, sekaligus untaian syukur kepada alam. Sekaten tidak lekang oleh zaman, karena pemda Yogyakarta dengan setia menjadikannya headline kalender wisata, persis seperti jet tonjok lampu sorot menuju panggung utama.