Menilik Mula Buka Keberadaan Emas, Barang Berharga Tak Hanyut Oleh Waktu
- https://www.pexels.com/id-id/foto/lot-emas-batangan-47047/
Budaya, VIVA Banyuwangi – Kita berjumpa dengan emas. Sebuah barang harga berkelir metalik, yang apabila disorot oleh cahaya nampak memikat para peniliknya. Emas sejak ribuan tahun lalu, di akui sebagai barang berharga yang tak lekang oleh zaman.
Kiwari, kita diingatkan kembali, bahwa emas masih kokoh di tengah pelbagai alat tukar yang sering kali naik turun tergantung situasi ekonomi dan politik. Sedangkan emas, tak seperti mereka. Nilainya jarang sekali ambruk. Mafhum, beberapa orang bergumam, ‘lebih baik menyimpan emas.’
Emas memiliki sejarah nan amat kaya. Keberadannya mengiringi setiap epos perjalanan manusia. Mulai dari bentuk awal nan kasar di masa silam hingga versi yang presisi dalam sistem keuangan modern, emas mencerminkan obsesi manusia kepada nilai dan keindahannya.
Nah, emas yang menjadi saksi bisu epos umat manusia. Mari kita menilik sejak kapan barang ini menyeruak dan mengapa dapat menjadi alat tukar atau bahkan barang simpenan nan berharga, berikut ulasannya.
Kapan batangan emas pertama kali digunakan?
Kita dapat menelusuri emas sejak dari lima millennium lalu di wilayah Mesopotami kuno (sekarang irak). Masa itu, batangan emas masih terlihat kasar perawakannya. Kondisi itu mencerminkan keterbatasan teknologi metalugi pada masanya.
Peradaban Mesopotamia galibnya dikenal sebagai puncak pencapaian budaya dan tekonologi, diduga kuat memanfaatkan batangan emas guna keperluan perdaganga, persembagah, maupun penyimpanan harta. Maka, hal itu jadi segelintir penemuan mengapa dan bagaimana manusia menyematkan emas sebagai barang berharga di mana emas punya nilai penting pada aspek budaya dan ekonomi masa silam.