Suku Baduy, Melestarikan Kearifan Lokal di Era Globalisasi
- https://unsplash.com/photos/a-group-of-women-wearing-hats-dxTNMCsmsPU
Budaya, VIVA Banyuwangi – Mayoritas suku di Indonesia memang sudah hidup modern di daerah perkotaan. Namun, tidak sedikit juga yang lebih memilih untuk tetap mempertahankan budaya nenek moyang dan hidup sederhana tanpa menyentuh kecanggihan teknologi. Beberapa suku di Indonesia bahkan memilih untuk tetap tinggal di hutan belantara atau tempat yang jauh dari keramaian kota dan Suku Baduy adalah salah satunya.
Suku Baduy memang tidak tinggal di hutan layaknya suku-suku lain yang ada di Indonesia. Alih-alih hutan, mereka tinggal di perkampungan yang jauh dari keramaian kota. Bedanya kamu tidak harus berkunjung ke tempat mereka tinggal hanya untuk bertemu dengan orang-orang dari Baduy.
Pasalnya tidak seperti kebanyakan suku lain yang menolak untuk keluar dari wilayah mereka tinggal dan menolak pendatang, Suku Baduy sering kali keluar dari wilayah tempat mereka tinggal dan berjalan di wilayah perkotaan. Tidak jarang kita yang tinggal di wilayah Jabodetabek melihat mereka di jalanan dengan pakaian hitam-hitam, berjalan tanpa alas kaki, menenteng tas kain sederhana dan menjajakan madu atau untuk mengunjungi sanak saudara.
Asal-usul suku baduy, Kamu tidak tinggal di wilayah Banten atau sekitar Jabodetabek, maka kamu jadi tidak memiliki kesempatan untuk bertemu dengan mereka. Suku Baduy adalah sebuah suku etnis Sunda yang mendiami wilayah Pegunungan Kendeng, Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Banten. Sama seperti kebanyakan suku lainnya di Indonesia, Suku Baduy hidup berdampingan dengan alam sekitarnya. Meski tidak tinggal di hutan, orang-orang Suku Baduy sangat menghargai hutan yang telah memberikan kehidupan bagi mereka.
Asal-usul nama “Baduy” sendiri masih simpang siur hingga saat ini, mengingat ada banyak versi yang beredar seputar penamaan Suku Baduy. Konon nama “Baduy” diberikan oleh orang Belanda yang pernah menjajah Indonesia. Kisah ini bermula ketika orang Belanda bertemu dengan orang-orang Baduy di Tanah Sunda. Karena orang Suku Baduy saat itu hidup suka berpindah-pindah, orang Belanda lantas menyamakannya dengan Suku Bedouin di Jazirah Arab yang juga hidup suka berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lainnya.